Susah Tidur

......
Saya masih mengantuk ketika memikirkannya. Seperti yang sudah saya katakan, akhir-akhir ini saya susah tidur, susah untuk terlelap dan hidup di alam mimpi. Butuh waktu yang lama untuk terlelap sampai-sampai saya sempat putus asa dan punya keinginan untuk menenggak satu butir obat untuk membantu saya cepat terlelap. Entahlah penyebabnya apa, semoga saja hanya kebiasaan saya saja yang akhirnya membuat saya jadi tidak mudah untuk tidur dalam waktu cepat.
Ponsel saya selalu ada dalam jarak 10 cm dari saya. Biasanya sebelum tidur, saya selalu mengecek aplikasi messenger di ponsel saya. Mengajak ibu jari saya untuk menggerakkan layar ke bawah. Apa? bukan! siapa bilang saya mengecek history chat saya dengan seseorang. Saya hanya ingin melihat, siapa tahu membantu saya untuk mengantuk dan memejamkan mata dengan cepat. Berkelit! baiklah saya jujur, pernyataan saya memang mengindikasikan hal tersebut dan saya tidak menyalahkan anda dengan segala upaya anda untuk membuat saya bercerita.
Tepatnya beberapa bulan lalu, sepulangnya dari berpergian, ponsel saya tiba-tiba berbunyi dengan bunyi yang lain. Ada banyak aplikasi messenger jaman sekarang dan masing-masing punya bunyi yang berbeda ketika ada pesan masuk. Saya jarang menggunakan aplikasi messenger yang satu ini, seperinya sudah ada pergeseran fungsi. Aplikasi ini sebenarnya sempat menjadi tren di tahun-tahun sebelumnya, namun posisinya kini tergantikan dengan aplikasi yang memberikan fasilitas berkirim gambar emoticon lucu antar teman mengobrol. Pesan yang masuk tersebut akhirnya mengawali pembicaraan di hari-hari berikutnya. Menurut saya, saya tidak perlu menceritakan apa isinya, itu rahasia jika kau tahu. Pembicaraan itu tidak terlalu menarik jika kau membacanya, hanya percakapan sehari-hari, menanyai kabar, aktivitas, perasaan hari itu, dan seterusnya, tetapi hal tersebut menjadi menarik karena pada akhirnya saya bisa menceritakan aktivitas saya yang tergolong biasa kepada orang baru yang tentunya dia tidak mengetahui aktivitas tersebut adalah aktivitas biasa yang saya lakukan. Percakapan itu menjadi menarik karena aktivitas biasa yang beberapa orang terdekat saya sudah ketahui tidak penting lagi untuk diceritakan, namun kali itu menjadi bahan pembicaraan yang seru.
Begitu seterusnya hingga berlanjut di minggu-minggu berikutnya. Saya pikir pembicaraan ini mulai tidak normal seperti layaknya dua orang yang baru mengenal. Mungkin tingkat hubungan kami setelah acquintances berubah menjadi friend atau mungkin 'sedikit' lebih. sosial meter kami mungkin juga bertambah seiring seberapa intensnya kami berbicara.
Namun, beberapa minggu belakangan ini, hal tersebut tidak pernah kembali terjadi lagi. Entahlah apa alasannya, saya tidak bisa berspekulasi apapun mengenai hal tersebut. Memulai pembicaraan pun menjadi sulit karena waktu seakan tak pernah mempertemukan kami dalam satu waktu yang sama ketika berhadapan dengan ponsel masing-masing. Saya selalu mencoba untuk mengabaikan hal tersebut. Kau tahu, hal ini seperti sesuatu lelucon yang tak perlu dipikirkan lebih lanjut, jatuh cinta? atau sekadar penasaran dengan orang tersebut?. Semua pikiran yang punya hubungan dengan triger pertama tersebut mulai muncul di kepala saya. Bodohnya lagi, setiap memulai pembicaraan terlebih dahulu, saya menunggu apa kemudian balasannya, tetapi yang terjadi hanyalah history chat terakhir yang tidak berubah. Lalu apa, 'php'? Kau tahu, perasaan seperti itu hanya muncul ketika kau merasakan hal yang lebih, sehingga otak kau yang mendeliberasikan hal tersebut. Padahal kenyataannya mungkin sebaliknya, orang yang kau anggap 'php' bukan seperti yang kau pikirkan. Saya tidak percaya akan hal itu. Walaupun sejujurnya terkadang malah memaksa saya untuk percaya di saat ketidakpercayaan itu menjadi prinsip saya.
Sudahlah, saya tidak mau membahasnya, justru semakin saya membahasnya, saya terus akan menunggu.
......

Comments

Popular Posts