AFTER COLLEGE LIFE: BEING AN ARCHITECT OF MY OWN LIFE #1



"Life is architecture, and architecture is the mirror of life" - I.M.Pei, and I searched to be quoted and become an opening of my post tonight. And it is still part of a thing about one of my plannings, where is related to my role for being an architect.


Arsitek tidak hanya merancang bangunan agar terlihat cantik, melainkan lebih kepada bagaimana ruang berinterksi dengan manusia yang bergerak di dalamnya dan sekitarnya. Arsitek merencanakan bagaimana seeorang dapat hidup di dalam sebuah ruang yang kita beri nama kamar, rumah, sekolah, dan sebagainya. Memahami ruang atau bangunan yang ada, ruang di sekitarnya termasuk di dalamnya bagaimana alam berinteraksi (matahari, udara, tanah, dll), serta bagaimana memahami keinginan dan kebutuhan manusia yang berada di dalam serta sekitarnya. 4 tahun belajar menjadi seorang arsitek interior bukan hanya memberikan gambaran tentang bagaimana kita merencanakan sebuah kehidupan seseorang dalam sebuah ruang, tetapi juga tentang bagaimana kita belajar merencanakan kehidupan kita sendiri seperti yang saya analogikan sebelumnya. That's one point that I got...

Salah satunya adalah tentang bagaimana kemudian saya menentukan dan merencanakan langkah demi langkah yang akan saya lakukan setelah saya mendapatkan gelar sarjana. Yap, saya akhirnya memutuskan untuk merangkai sebuah titik menjadi sebuah gambar yang indah. Toh, seperti apa yang saya pelajari selama ini bukan? menggambar yang mana gambar tersebut dapat terlihat karena tebentuk dari garis-garis yang digoreskan oleh saya sendiri, yang mana garis terbentuk dari sesuatu yang kecil, yakni si titik itu. Dan dimana saya berada saat ini menjadi titik awal dari gambar yang sudah saya bayangkan dan rencanakan untuk saya gambar pelan-pelan. Bandung, kemudian menjadi satu titik dimana saya melangkah maju dan terus menggambar. Seperti yang saya lakukan selama studio desain, saya mencoba menceritakan bagaimana progress saya menggambar/mendesain kehidupan saya sebagai bahan evaluasi dan mencari solusi atas apa yang menjadi hambatan.

Kenapa Bandung ? and until now, I still could not exactly found the answer, I just realize that I need to explore other place and found Bandung as a perfect place to be, right now. Perfect means not much and not less, I mean in everything way, example Bandung is not far as far away from home, and it is not near as near also. In other way, I have worked in a studio where it is not so big, but I think it is not so small, I got perfect project to be developed and got some learning from them. I just it is perfect for me!. Thankfully, Alhamdulillah, I have got other way to learn or other projects when I try to survive. I am just thinking how is lucky I am and back to what I thought that Bandung as a perfect "titik" to be my first one.

 That was part of my perks being an architect of my own life karena kemudian saya menyadari rencana saya berinteraksi dengan ruang yang saya tentukan saat ini dan sampai saat ini memberikan suatu hal yang baik. So, what is my another step/my another "titik"? dan sudah sampai manakah garismu itu? Seberapa terlihatkah gambarmu? *)

*) to be answer soon

Comments

Popular Posts