HEY YANG BERBAJU PINK!

Pertanyaan yang hampir sering mondar-mandir di otak saya beberapa akhir ini adalah kenapa akhir-akhir ini juga orang-orang jadi lebih sering ngomongin ras, suku, dan agama. Kenapa sih terus menjadi headline? karena lagi mau pemilihan gubernur ibukota gitu? bahkan daerah lain juga sedang memilih pemimpin tapi kenapa cuma gubernur ibukota yang diribetin sama semua orang bahkan orang yang bukan punya KTP ibukota.
Mungkin kita harus hentikan omongan mengenai suatu hal yang mengarah ke politik. Ya karena saya menulis ini bukan ke arah sana sih cuma sebab-akibat saja ketika melihat kondisi saat ini dan menyaksikan bahkan mengalami indigenous people (istilahnya) jadi lebih sering menyinggung soal ras dan agama. Mungkin gak semuanya sih, tapi berhubung lingkaran terkecil saya sering membicarakannya, saya mulai bingung dan gak bisa masuk dengan pikiran orang-orang yang suka bilang "orang A pasti begitu ..." "orang B ya?"
Ya jelas dan gak bisa dipungkiri banyak ras dan agama di dunia ini, tapi ibaratnya nih ya anda/kita pake sebuah seragam atau baju warna apa gitu, misalnya pakai baju pink, terus lo dipanggil "hey orang berbaju pink!", ya pasti nengok dong ya awal-awal terus menanyakan ke beliau kira-kira butuh apa, lalu mengobrol dan semacamnya. Tapi di kemudian hari sampai dengan seterusnya lo masih aja terus dipanggil "si baju pink", pertannyaannya nyaman gak sih?. Saya pribadi sih pasti langsung berpikir, ini orang gak inget nama saya? atau emang jijik manggil nama saya? dan seterus-seterusnya sampai mungkin kepikiran "orangnya sombong, oke saya akan ....", ya dan titik-titiknya bisa jadi suatu hal yang positif atau negatif. Singkatnya gak akan pernah ada hubungan baik dong diantara orang yang berbaju putih-putih sama orang yang manggil tadi. Apa yang terjadi sekarang di beberapa lapisan masyarakat di Indonesia bahkan mungkin di dunia menurut saya ya seperti itu (jika kita lepaskan segala macam embel-embel yang sedang terjadi).
Saya sendiri mungkin bukan tipe orang yang suka kalau sekelompok orang yang notabene gak pernah ngelakuin suatu hal yang jahat "secara langsung" sama saya, lalu dengan seenaknya saya ngelakuin suatu hal yang jahat ke mereka dengan membicarakan atau menyebut-nyebut mereka dengan label "tidak baik" hanya karena mungkin ada salah satu orang yang salah. Karena balik lagi kalau dibalik posisinya kita pasti juga gak mau kan digituin. Mungkin yang beberapa yang baca tulisan ini sedikit paham apa yang saya maksud dan saya gak mau menuliskan itu secara gamblang karena bukannya membela tapi hanya berusaha untuk menjadi manusia sesuai dengan apa yang saya pikirkan dan saya konsepkan selama 22 tahun hidup. Jadi pliss banget stop buat melabelkan orang dengan ras tertentu atau agama tertentu, cukup percaya apa yang diyakini dan berbuat baik ke semua orang, niscaya itu akan jadi bentuk dakwah/menebarkan kebaikan ke semua.

Comments

Popular Posts