tag:blogger.com,1999:blog-30027370460407238822024-03-21T02:24:10.543+00:00The Evening Storiesaisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.comBlogger510125tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-33155179714950290312024-01-01T21:41:00.007+00:002024-01-01T21:43:59.719+00:002024<p style="text-align: justify;">Hello.</p><p style="text-align: justify;">...</p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya bingung mulai dari mana mengisi blog ini karena udah lama <i>skip</i> blog ini, padahal pernah ngomong sama diri sendiri untuk lebih sering bercerita di blog ini karena berharap akan membantu untuk <i>release</i> kejenuhan, kekhawatiran dan kegelisahan lainnya. Oleh karena itu, mari kita mulai cerita di hari pertama tahun baru ini.</p><p style="text-align: justify;">.</p><p style="text-align: justify;"><b>2023</b></p><p style="text-align: justify;"><i>Last year was about a change and bravery for me</i>.</p><p style="text-align: justify;"><i>A change</i> yang besar dimana gue memulai hal baru yang selama ini gue impikan, pindah ke London dan memulai perjalanan sebagai seorang <i>master student</i>. Kalau dipikir lebih dalam lagi, rasanya masih gak percaya dan sering kali meragukan diri sendiri, dan saat itulah banyak skenario ke belakang mulai ke-<i>play </i>lagi di dalam otak. Sungguh betapa harus bersyukurnya gue dan baiknya bersemangat untuk menyelesaikan apa yang sudah dibuat.</p><p style="text-align: justify;">Menjalani hari-hari disini, gue melihat semua hal adalah positif, masih. Sejauh-jauhnya keluar dari zona nyaman, ini hal yang terjauh. Terasa sekali naik levelnya, terasa sekali lebih dari dekade kebelakang gue benar-benar dipersiapkan untuk skenario ini. Mari sedikit <i>track back</i> ulang agak lebih jauh ke belakang dari <i>unexpected becoming a part of IC</i>, <i>conciousnessly </i>menyedihkan memulai karir di Bandung tapi ketemu keluarga baru yang sangat <i>lovely</i>, dan <i>undoubtly</i> <i>begin my adventourous journey in London</i>. Gue yakin, tanpa ragu, seharusnya gue mampu untuk melalui hal-hal baru di depan dengan pelajaran-pelajaran yang diambil selama ini. Jadi, seharusnya gak perlu ada yang dikhawatirkan, <i>kan?</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2NmNTVCYapoH79DUqvlWZsnTVqLimF1XwtxBiaifWplC1tahKl4ciPnZ3GAVlp92qEJL4u7PSfnEoKY2QLK7TQTeU8FLY6MBmInpzi_ObWs4Y9JuiqEiVbq94js6Eus3Zmiw9bisLycN2qP1KNjSnl9ekavoRumLbdPjjfQykW_KdbjXWqw4-arizi0ax/s3667/IMG_0204.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3667" data-original-width="2934" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2NmNTVCYapoH79DUqvlWZsnTVqLimF1XwtxBiaifWplC1tahKl4ciPnZ3GAVlp92qEJL4u7PSfnEoKY2QLK7TQTeU8FLY6MBmInpzi_ObWs4Y9JuiqEiVbq94js6Eus3Zmiw9bisLycN2qP1KNjSnl9ekavoRumLbdPjjfQykW_KdbjXWqw4-arizi0ax/w512-h640/IMG_0204.jpeg" width="512" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><i>Last year was about unconditional love.</i><p></p><p style="text-align: justify;">Gak pernah sekali pun terpikirkan bahwa 'pergi' akan seberat ini. Jujur, sebagai manusia yang selalu berpikir bahwa diri ini adalah <i>unimportant person</i>, pamitan sama orang-orang yang jadi bagian rutinitas selama bertahun-tahun ke belakang itu gak mudah. "Gapapa, gue sendiri aja!" itu jadi buyar di minggu-minggu terakhir di Indonesia. Ternyata si manusia gengsi ini yang ternyata takut dilupain sama orang-orang sebaliknya merasa banyak cinta dan sayang tersingkap. Ternyata selama ini ada disana, gue aja yang gak pernah sadar. Selama ini sibuk mencari cara untuk pergi dan mencari tantangan lain, sibuk mencintai diri sendiri, tapi sebenernya gue sudah dikelilingi cinta dari banyak orang <i>kok</i>. Gak usah sibuk mikirin yang pergi, <i>syi!</i></p><p style="text-align: justify;"></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtqAbkjr5bKmm9bF1UmpjMpajyPlDThA8YHaPhBdKIlePeLM6_wpz5JpZK8Fk-vKsoSf8dg1uf5SocsHbIV6m43k6_fV9WTAbctefLYY6j2jDlncKPX8wSNeGv45agv5fiMEzS2Vy777udHdleVO-6UgktNHGkLmmF0AtK5jrImZkN2g3zK3uk7hgHBpBx/s4032/FullSizeRender.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="2268" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtqAbkjr5bKmm9bF1UmpjMpajyPlDThA8YHaPhBdKIlePeLM6_wpz5JpZK8Fk-vKsoSf8dg1uf5SocsHbIV6m43k6_fV9WTAbctefLYY6j2jDlncKPX8wSNeGv45agv5fiMEzS2Vy777udHdleVO-6UgktNHGkLmmF0AtK5jrImZkN2g3zK3uk7hgHBpBx/w360-h640/FullSizeRender.jpeg" width="360" /></a></div><br /><p></p><p style="text-align: justify;"><i>Last year was about a significant change.</i></p><p style="text-align: justify;">Sebuah keputusan besar yang gak mudah untuk lanjut studi. <i>Yes! I am warning you, now!</i> Ini bukan soal hebat-hebatan tapi tentang sebuah komitmen besar. Jadi ke<i>-recall</i> lagi pesan papa waktu sebelum pilih kuliah <i>undergraduate</i>. "Kalau udah pilih dan mulai, ya harus diselesain kak!" yang jadi pegangan saat ini untuk terus berusaha dan jangan pernah meragukan diri sendiri. Sebuah pekerjaan rumah yang besar yang masih akan terus menjadi pekerjaan rumah di tahun ini adalah menghilangkan segala ketakutan dan ketidakpercayaan diri, karena <i>toh </i>buktinya lo mampu dan semua orang melihat lo mampu. Gak perlu pikir apa yang akan terjadi kedepannya terlalu dalam, jalani saja sebaik mungkin.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEr1Eb55eV-V5mOortjK0Q22FrY2YYpJZl08Ea19_ZOyR1fh2u-FoMbFLMuQwL3nWfVdaaVSvg4im_YO3tQej3L0bJmLTjxwlZbWy_pTzzx1w6acg98kEwAl-0f0l-f-dK2g6wHkiEpld0_h4vx6MIsbinx0Wznb6ud5kQkqgrCpt9D9i3GOkbmD5_CqRY/s3598/IMG_0395.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3598" data-original-width="2698" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEr1Eb55eV-V5mOortjK0Q22FrY2YYpJZl08Ea19_ZOyR1fh2u-FoMbFLMuQwL3nWfVdaaVSvg4im_YO3tQej3L0bJmLTjxwlZbWy_pTzzx1w6acg98kEwAl-0f0l-f-dK2g6wHkiEpld0_h4vx6MIsbinx0Wznb6ud5kQkqgrCpt9D9i3GOkbmD5_CqRY/w480-h640/IMG_0395.jpeg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;"><i>So, this is me as UAL MANE student! </i></p><p style="text-align: justify;">Kalau bacain segala perjalanan yang berhasil gue <i>captured</i> di tulisan blog ini, masih gak akan percaya kalau gue sudah sampai sini, sampai di titik ini dan masih terus berjuang. Banyak hal yang akhirnya gue mengerti kenapa disuruh tunggu beberapa saat untuk memahami segala yang terjadi di dunia ini bukan hanya tentang diri ini seorang, tapi untuk menyadarkan bahwa apapun yang gue pilih kemudian ada tanggung jawab yang lebih besar lagi kedepannya.</p><p style="text-align: justify;">.</p><p style="text-align: justify;"><b>2024</b></p><p style="text-align: justify;">Tahun-tahun berikutnya pasti akan banyak tantangan baru, jadi selalu persiapkan diri ini sebaik-baiknya. Masih terus belajar dan akan terus banyak <i>change</i> di momen-momen berikutnya. <i>Be ready!</i></p><p style="text-align: justify;"><i><br /></i></p><p style="text-align: right;"><i>with love,</i></p><p style="text-align: right;"><i>from London</i></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0London, UK51.5072178 -0.127586223.196983963821154 -35.2838362 79.817451636178845 35.0286638tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-89310755911078986332023-07-24T17:02:00.001+00:002023-07-24T17:02:10.225+00:00BERKUTAT DALAM PIKIRAN<div style="text-align: justify;">Akhir-akhir ini kepala rasanya penuh dengan segala hal yang sulit sekali diterima karena tidak berjalan sesuai dengan rencana gue, ya, lagi-lagi si perfeksionis ini beraksi. Menghitung hari tapi rasanya masih banyak yang harus dipersiapkan dan diselesaikan. Ternyata kalau bisa, gue berharap ada sebulan lagi untuk dilalui sebelum <i>hijrah </i>ke tempat yang baru, ke tempat yang selama ini diimpikan bukan?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFPOmi-LU06QnJysNJqYNPdzg5UTqXncHpMS_qVcX4sCC6garO41VzQWZ-8whq1N_jAU6hedteHdWCkQb42QEHQGBwGM1RNS_fYMSOkqfjX97IO0GNviiqO6sUK63Dm09mPXiQjYuS-LSB5v9p20GJC1GpIiNr4AruPagUwKjuJOR435OTHNTyQvtgJWkD/s1493/IMG_0461.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1359" data-original-width="1493" height="364" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFPOmi-LU06QnJysNJqYNPdzg5UTqXncHpMS_qVcX4sCC6garO41VzQWZ-8whq1N_jAU6hedteHdWCkQb42QEHQGBwGM1RNS_fYMSOkqfjX97IO0GNviiqO6sUK63Dm09mPXiQjYuS-LSB5v9p20GJC1GpIiNr4AruPagUwKjuJOR435OTHNTyQvtgJWkD/w400-h364/IMG_0461.jpeg" width="400" /></a></div><br /><div style="text-align: justify;">Masih dengan cerita yang sama dengan sebulan yang lalu, menunggu dokumen dari kampus terbit untuk bisa maju dengan dokumen yang diperlukan, tapi sepertinya memang harus benar-benar menunggu dan berdoa. Yap, tidak ada cara lainnya. Dipikir-pikir lagi bahkan masih harus tenggelam dalam link-link calon tempat tinggal yang juga gak tau harus mulai dari mana, ya karena pikiran masih saja berkutat di dokumen yang harus segera terbit ini sih. Lalu, barang-barang yang harus disiapkan juga entah bagaimana, mungkin satu hingga dua mulai terpenuhi.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Bukan bermaksud mengecilkan esensi dari apa yang dikerjakan, tapi beberapa tugas yang silih berganti datang tentang kegiatan ini, sama sekali tidak memberikan ketenangan. Sebaliknya pikiran gue semakin dipenuhi tentang <i>reminder </i>untuk ‘jangan lupa mengerjakan tugas ini’ diantara pikiran-pikiran ‘jangan lupa’ lainnya. Sesungguhnya mulai kesal dengan segala hal yang pada esensinya terbentuk karena kultur yang tujuannya baik awalnya. Tapi sungguhlah tanpa diwajibkan pun beberapa hal sudah gue kerjakan walau tanpa parameter yang ajeg. Gue memahami bahwa kasusnya tidak akan sama dengan yang lainnya karena mungkin mereka berada dikondisi yang tanggung jawabnya berbeda dengan apa yang sedang gue jalani, jadi gue harap kedepannya akan ada evaluasi tentang hal ini. Kalau ada yang berpendapat ini mempersiapkan mental untuk menghadapi studi, gue butuh data yang valid untuk itu, karena yang gue perlukan bahkan hanya mengobrol dengan orang-orang terdekat, cukup.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejauh ini, gue berusaha meninggalkan jejak yang baik, <i>legacy</i> kalau gue bilang. Sekembalinya gue 2 tahun lagi, gue mau hal baik yang sudah gue coba inisiasi ini berkembang atau berjalan ke arah yang baik. Maka perlu buat gue meletakkan batu pertama sebagai pondasi dimana akan gue berpijak nantinya. Jadi, bukankah ini suatu hal yang harus gue perjuangkan dan berikan <i>effort </i>yang lebih banyak dibanding persiapan yang parameternya pun bagi gue membingungkan. Ya, setidaknya buat gue <i>impact</i>nya lebih nyata apalagi jika kita membicarakan tentang rencana jangka panjang kontribusi yang akan gue lakukan. Ini menjadi penting yang teramat sangat buat gue.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Menjadi tantangan besar buat gue untuk me<span style="font-size: 15px;"><i>manage</i> perasaan dan bagaimana energi itu bisa terisi penuh kembali setelah bermenit-menit gue bagikan dengan cuma-cuma. Seyakin-yakinnya ini sangat mempengaruhi tentang bagaimana gue memandang sesuatu, jadi mudah nangis kalau kata orang. Pikiran kembali berkutat tentang “tolong semangatin aku!” “Merasa sendiri” dan seterusnya yang sesungguhnya buah hasil pikiran sendiri. Sedari 3 tahun lalu ketika memulai ini semua, gue masih yakin dengan diri sendiri ini mampu melebihi apa yang ada dipikiran.</span></div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-2884882955823146802023-07-10T14:26:00.003+00:002023-07-10T14:26:40.576+00:00THE ERAS TOUR UK<p style="text-align: justify;">Sejujurnya gak pernah menyadari jadi fans-nya Taylor Swift karena masih banyak yang <i>die hard</i> fansnya, tapi Taylor Swift telah menemani kehidupanku selama di IC. Taylor juga jadi penyanyi pertama yang kayaknya konsernya mau gue tonton, Red Tour waktu itu, sampai niat beli es krim tiap hari, berharap dapet free tiket. Yap, secara kayaknya budget nonton konser gak akan pernah jadi sesuatu yang bisa gue <i>afford, </i>bahkan mungkin sampai sekarang gak sih, huhu.</p><p style="text-align: justify;">Sejujurnya, ngerasanya biasa aja sama Taylor Swift selama ini, sampai menyadari bahwa kini ketika banyak konser, lalu banyak orang fomo beli tiket konser, gue pun bertanya ke diri sendiri, kalau bisa nonton konser, mau nonton apa? Yap, karena kalau nonton Coldplay tapi taunya cuma ‘A Sky Full of Stars’ atau ‘Fix You’ sih sama aja <i>boong</i> gak sih, haha. Maka jadilah mikir apa artis yang sering gue ikutin lagu-lagunya, dan jawabannya adalah, salah satunya, Taylor Swift.</p><p style="text-align: justify;">Setelah pas awal pandemi itu, <i>doi</i> <i>comeback </i>dengan vibe yang berasa awal-awal ngikutin Taylor e.g. jaman Fearless, Speak Now, dst, lewat album Folklore, baliklah menjadi <i>swifties</i> lagi, haha. Iya, waktu itu gue drama banget, sempet unfollow Taylor di instagram gegara dia update ular di akunnya, kalau gak salah jaman-jaman dia mau atau sesudah dia keluarin Reputation deh. Ya, mohon maaf mbak Taylor, kayaknya waktu itu gue lagi gak sejalan aja sama vibe lagu-lagu dirimu, hehe. Tapi pada akhirnya, Fearless, Enchanted, Haunted, Back to December tetap jadi lagu favourite buatku, kayaknya sekarang lagi ‘Ennchanted’ banget sih karena didengerin di usia sekarang beda ya rasanya, hehe.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xPdIhSzHFTavgU5ICfZazt9Ho_8WP3I4LlNIURksoAQnZkPH9gyT5gteV-qyogjcSxqXNoQt8kshwkGA0JWsBIWz7pqr7XSnmm-WtFFiAtwoq9tLDuFXv7eaLnHo-7fxCY1i7m4NBxdsOfGzu6ij_PufIpdYII-oniE8xlbZ6eAJ1x3gnGI5cMSU5rLi/s2063/IMG_0430.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2063" data-original-width="1229" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6xPdIhSzHFTavgU5ICfZazt9Ho_8WP3I4LlNIURksoAQnZkPH9gyT5gteV-qyogjcSxqXNoQt8kshwkGA0JWsBIWz7pqr7XSnmm-WtFFiAtwoq9tLDuFXv7eaLnHo-7fxCY1i7m4NBxdsOfGzu6ij_PufIpdYII-oniE8xlbZ6eAJ1x3gnGI5cMSU5rLi/w382-h640/IMG_0430.jpeg" width="382" /></a></div><p style="text-align: justify;">Salah satu hal yang membuat gue teramat excited dengan perpindahan dan perjalan baru gue nanti di uk adalah kemudahan untuk ikutan konser-konser artis yang mungkin banyak mikir dua kalinya kalau ketika dateng ke indo, gue pikir, bahkan gak akan sesering itu ke indo. <i>Super excited</i> dengan <i>announcement The Eras Tour Europe</i>, yang mana gue berharap bisa lebih mudah dapet tiket, berkaca dari susahnya <i>war </i>tiket Coldplay bulan lalu, dan tapi kenyataannya gak semudah itu. Dari mulai gak ngecek sistemnya yang harus register diawal, gak gercep dengan sale online yang dilakukan temen-temen di grup “Nonton Konser UK”, sampai dengan keraguan ‘Apakah gue harus beli tiket sekarang? Karena tiket pesawat aja belum gue beli coy!”. Yass, ujung-ujungnya balik lagi ke budget, sama seperti yang terjadi di 2013 tapi bedanya kalau di tahun itu, gue sih mimpi aja bisa nonton Taylor Swift tanpa ada step yang pasti.</p><p style="text-align: justify;">Setelah mengecek harga tiket, malah jadi mikir dua kali. Haha, bener-bener didetik ini gue berharap jadi kaya instan, atau berharap ada yang ngasih tiket cuma-cuma. Ditanya mau nonton atau gak? Ya, mau banget apalagi di Eropa! Sepertinya akan jadi pengalaman yang gak biasa, tapi sepertinya mau opsi tiket yang termurah aja sih gue dengan situasi yang masih gak menentu gini, hehe. </p><p style="text-align: justify;">Pas kemarin masa-masa register, seneng banget jadi ada grup “The Eras Tour UK” dari temen-temen yang gabung digrup yang sama, yang UK intake 23/24. Pengalaman dan <i>excitement</i> yang berbeda, bahkan mungkin jadi secercah hiburan diantara keriweuhan segala persiapan, belum lagi mikirin ketakutan-ketakutan yang belum tentu terjadi dimasa depan. Berharap banget bisa ‘nebeng’ atau ketemu orang yang se-visi dan misi nih nonton Taylor Swiftnya, huhu. Doakan gue semoga berjodoh ketemu Mbak Taylor Swift di uk atau di negara Eropa lainnya deh, tapi sesuai budget, hehe.</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-37057128207712608662023-07-08T09:44:00.004+00:002023-07-08T09:44:36.767+00:00EVERYTHING IS CONNECTED<p style="text-align: justify;">Beranjak dewasa, akhir-akhir ini gue semakin menyadari untuk lebih menerima bahwa pada hakikatnya, gue dilahirkan sebagai perantara atas interaksi suatu hal. Singkatnya pada sekian perjalanan kehidupan ini, gue lebih sering menolak kondisi dimana hadirnya gue mungkin akan memberikan dampak baik untuk orang. Kesimpulannya gue merasa gue harus lebih banyak berusaha untuk menjadi diri gue sendiri dan menyambungkan banyak hal di dunia ini. <i>Everything is connected in magical way, is it? And would it be me that “magical” thing?</i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCz4yQcrdVt0y_5lp3MqBGc3ammX3CDDIk28lJATPVCF93NkAOLh9OPjradv0zw5y8kRNnWGBi5RBRDqjsOgywbMgy7G4felJxghw1jhr36sXVp-FeXhgTrw_Q2EqVMls8LveCo6Ayek8IXhab7WE5L225XjMA7pzdUuGSoFANVyEAOa7qY51xp3MX8Iev/s4032/20220817_072956.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjCz4yQcrdVt0y_5lp3MqBGc3ammX3CDDIk28lJATPVCF93NkAOLh9OPjradv0zw5y8kRNnWGBi5RBRDqjsOgywbMgy7G4felJxghw1jhr36sXVp-FeXhgTrw_Q2EqVMls8LveCo6Ayek8IXhab7WE5L225XjMA7pzdUuGSoFANVyEAOa7qY51xp3MX8Iev/w480-h640/20220817_072956.jpg" width="480" /></a></div><p style="text-align: center;">—</p><p style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, gue mencoba aktif untuk mencari kenalan baru karena diliputi rasa takut tentang bagaimana gue bisa survive di negara baru yang notabene sama sekali gak dan seumur hidup untuk <i>going abroad, which I am really blessed about that</i>. Gue ketemu orang baru dan dengan sangat aktif memulai penjajakan karena gue percaya <i>they will become my other family in there</i>. Gue pribadi mencoba mengkoneksikan diri gue dengan mereka serta juga menjembatani interaksi, gue bilang menjadi penengat atau mutual. Sampai dengan kemarin, gue sadar bahwa kalau gue sendiri gak aktif, akan beda jalan ceritanya. Tapi disisi lain, masih suka ada rasa malas karena energi yang dikeluarkan sangat melelahkan, setidaknya sampai detik ini.</p><p style="text-align: justify;">Jika kembali ke jauh ke tahun-tahun sebelum ini, pernah ada masa dimana gue sempat kesal yang pada saat itu tidak gue utarakan ke temen-temen “geng smp” yang masih temenan diantaranya sampai sekarang. Pada waktu itu, gue merasa lelah karena segala kegiatan tentang kumpul-kumpul bareng itu selalu gue yang menginisiasi. Lelah! Iya, gue bilang lelah karena ada masa dimana gue mau bukan dari gue ide tersebut datangnya. Ah, tapi gue bilang saat ini, terlalu <i>complicated</i> pemikiran gue waktu itu, yang kemudian gue sadari saat ini, apakah memang mungkin itu adalah peran yang harus gue jalani selama gue hidup di dunia? Menjadi penghubung?</p><p style="text-align: justify;">Banyak orang yang punya pemikiran sama bahwa anak pertama itu adalah bagian tersulit, banyak yang tidak mau walaupun apa daya menolak karena takdir tetap berjalan begitu saja. Mencoba mengaitkan segala hal, begitupun sama apa yang gue simpulkan tentang ide mengubungkan, bahwa ternyata gue punya <i>power</i> sebesar itu mungkin dan memang seharusnya gue lakukan dengan segala dinamika yang ada. Dengan segala kelemahan yang tidak pernah gue tunjukkan dan menunggu seorang yang tepat untuk tidak lagi gue sembunyikan.</p><p style="text-align: justify;">“Kalau gak gue mulai, gak akan pernah berjalan sesuai”, itu yang akhirnya menginisiasi gue untuk ‘bodo amat’ mengajak mereka berdiskusi dan mencoba <i>lead the way</i>. Rasa gak percaya diri itu pasti jadi tameng besar, tapi suara yang entah darimana meyakini bahwa gue-lah yang punya cambuk untuk menggiring semuanya berjalan dengan sebaik-baiknya rencana. Lagi-lagi diingatkan untuk lebih banyak menerima tentang apa yang sebenarnya menjadi peran gue selama hidup di dunia, <i>isn’t it?</i></p><p style="text-align: justify;">Dengan segala drama yang terjadi dimana gue sering sekali “ngambek” karena semuanya gak bisa aktif dan berjalan seperti apa yang gue pikirkan, sepertinya gue harus lebih banyak lapang dada atas segala garis takdir yang sedang gue jalani. Gue mulai menerima bahawa sepertinya gue akan menjadi banyak perantara tentang banyak hal yang terjadi didiri gue yang terkait dengan banyak orang, lebih besar lagi mungkin akan berpengaruh tentang bagaimana orang-orang disekeliling gue, terutama, menjalani kehidupan. Masih <i>nervous</i> dan lagi-lagi rasa tidak yakin itu ada disini sekarang, tapi gue akan belajar sebaik-baiknya menjalani peran dengan lapang.</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-80738510386544033842023-07-05T14:41:00.002+00:002023-07-05T14:42:54.717+00:00ANOTHER WAITING MOMENT<p style="text-align: justify;">Bulan Juni menjadi bulan yang rasanya terlewati begitu saja! Harusnya banyak yang harus disiapkan serta diselesaikan dalam periode transisi ini, tapi kok hanya beberapa saja yang mampu untuk diselesaikan. Berikutnya, gue hanya punya sekitar kurang lebih 2 bulanan untuk menyiapkan segala perpindahan itu.</p><p style="text-align: justify;">Hal yang paling membuat “maju-mundur” itu adalah proses pengajuan visa yang sepertinya banyak orang yang sudah selesai hingga lapang untuk selanjutnya melakukan pemesanan tiket dari Cengkareng menuju Heathrow. Sebulan lalu gue sudah sempat melakukan interaksi dengan <i>admission team</i>, katanya 3 bulan sebelum hari pertama kuliah mereka akan keluarkan CAS, sebuah dokumen yang sangat diperlukan untuk pemerintah mengeluarkan izin bertinggal sebagai <i>student</i>. Gue mengira akhir Juni sudah dikeluarkan maka hari-hari ini (awal Juli), gue disibukkan dengan aplikasi visa dan seterusnya. Tapi nyatanya harus agak bersabar dikit .. akhirnya jadi gak “pd” untuk melakukan persiapan ini itu lainnya, huhu.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvg6khaYZZ4-t0Yh87RVApYFmN_MaJ2zCKPVHVlc7lCAeIWRz-BqvZGlyXz66PGo-TEBrujeEhU4bphTZi12wbXbb_VIh2bPe0kEq8YIWgkuSfA0oBSfGjPIMmebFV5TvRg31tYFIeIDwj5gm5vH3SmQWHJxp6qnjgVvX7i3ubS16ZEaBi8SzPNK9KwPX_/s1390/IMG_0413.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="275" data-original-width="1390" height="126" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjvg6khaYZZ4-t0Yh87RVApYFmN_MaJ2zCKPVHVlc7lCAeIWRz-BqvZGlyXz66PGo-TEBrujeEhU4bphTZi12wbXbb_VIh2bPe0kEq8YIWgkuSfA0oBSfGjPIMmebFV5TvRg31tYFIeIDwj5gm5vH3SmQWHJxp6qnjgVvX7i3ubS16ZEaBi8SzPNK9KwPX_/w640-h126/IMG_0413.jpeg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“Harap ditunggu saja” katanya, juga “<i>thank you for bearing with us during the busy time</i>” kata <i>admission team</i>-nya UAL. Gue hanya berharap semoga gak ada kendala dari mereka mengeluarkan dokumen itu, serta di-<i>granted</i> oleh <i>uk-gov</i> sesegera mungkin karena bervariasi sekali durasi dokumen tersebut diisu.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sibuk memikirkan segala proses administrasi ini, gue sepertinya gak boleh lupa untuk mempersiapkan mental menjadi seorang mahasiswa lagi ditambah menjadi mahasiswa di negeri orang dengan segala dinamikanya. Akhirnya kemarin coba kontak lagi beberapa senior yang udah duluan di MANE, selain untuk di<i>remind</i> gambarannya lagi, lalu untuk dapat asupan semangat dan <i>excitement</i> dari mereka-mereka ini. Supaya muncul lagi rasa-rasa dimana “gak sabar” untuk ketemu dan belajar hal-hal baru, serta siap menghadapi berbagai tantangan yang akan ada nantinya.</div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-36885220804206844052023-07-01T14:30:00.001+00:002023-07-01T14:31:25.125+00:00CURIOSITY<div style="text-align: justify;">Lagi-lagi gue mau tulis bahwa gue percaya, bahwa setiap individu punya kekuatan masing-masing yang layak diperjuangkan. Sejujurnya sering kali gue amat berusaha memberikan afirmasi dan energi positif yang kesannya memaksa (<i>so sorry, hehe</i>). Sepanjang perjalanan kehidupan, gue tau butuh sekali untuk yakin bahwa apapun itu yang kita miliki berharga, meskipun sekalinya banyak orang memandang bahwa kita bukan apa-apa. Dan itu yang saat ini ingin gue perjuangkan untuk orang-orang disekitar gue punya rasa yang sama.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;">—</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sekecil apapun eksistensi kamu di diunia, tapi kamu bunya <i>spark</i> yang dayanya sanggup merubah dirimu dan setidaknya untuk memberi pengaruh untuk orang disekitarmu</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: center;">—</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat ini, yang jadi pertanyaan besar buat gue untuk nanti dijawab adalah:</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">“<i>How I do this to more influence many people?”</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>“How do I communicate with the world?”</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>“How to ask them to explore themselves and spark their wants to the world?”</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i>“I do believe then the curiosity will lead the way! As we are curious to explore on how we define ourselves and further to embrace our inner-self”</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: center;"><i>—</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;"><i><span style="font-size: medium;">… <b>“The importance of curiosity”</b> …</span></i></div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-11836848857594945172023-06-29T16:33:00.003+00:002023-06-29T16:33:41.382+00:00KITA MELANGKAH DI JALAN YANG TEPAT<p style="text-align: justify;">Pada akhirnya gue percaya bahwa <u><b>hidup itu adalah manifestasi dari pikiran kita sendiri</b></u>. Sungguh hari ini dibuat banyak menyimpulkan sesuatu, tentang keinginan “memiliki” dan “mencapai” sesuatu yang ternyata dengan arah jalan berbeda, namun ternyata sampai juga di posisi punya definisi yang sama. Kita semua berproses dan ini tentang seberapa banyak kita ingin belajar dan menaruh kepercayaan atas kemampuan serta keinginan kita sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Ah, tujuh! Angka itu memang punya makna yang spesial. Kok, gue baru menyadari ya!</p><p style="text-align: justify;">Tepat tujuh tahun lalu, ada seorang manusia ambisius yang haus untuk belajar hal baru. Gue sadar banyak orang meragukan apa yang saat ini gue lakukan, serta berat buat mama papa melepas anak perempuannya diperantauan. Tapi tepat tujuh tahun lalu, gue hanya ingin membuktikan bahwa ada seorang anak yang mampu untuk jadi pemimpin di masa depan, serta memiliki apa yang selama ini menjadi idealismenya. Banyak yang bertanya kenapa? Tapi saat itu gue hanya bisa menjawab, “gue mau berdiri sendiri sih rencananya nanti”, tanpa disertai rentang waktu yang jelas. Mengenai waktu, gue gak pernah mempertanyakan tapi yang gue sadari saat ini, gue membiarkan waktu menilai kesiapan gue. Gue hanya fokus belajar dan menunjukkan diri, mengoreksi diri yang kurang tepat, serta membenahi segala ketidakpercayaan diri. Gue yakin bahwa gue mampu!</p><p style="text-align: justify;">Apa memang kita butuh untuk mengucapkan segala apa yang kita usahakan agar Tuhan memudahkan semuanya?</p><p style="text-align: justify;">Gue sedikit lega dengan apa yang telah diusahakan satu tahun belakangan. Iya, banyak perubahan besar yang terjadi! Lalu tepat sebulan lagi dimana gue harus memasuki masa transisi, semua ini selesai sesuai dengan apa yang diharapkan. Bukan kesempurnaan hanya apa yang diekspektasikan sesuai dengan apa yang sedang direncanakan. Hari ini akhirnya sempat untuk mengungkapkan segala kegelisahan serta banyak terbuka segala pintu-pintu emosi yang akhir-akhir ini sedang tak mudah untuk dimengerti. Semoga pertanda baik ya.</p><p style="text-align: justify;">Maka renungan malam ini mengarahkan gue dengan kesimpulan bahwa ternyata rencana itu berjalan menuju tujuannya. Kok bisa? Inikah buah kesabaran dan kegigihan untuk selalu “percaya” akan segala hal yang baik akan terjadi untuk kita, meskipun jalan yang kita lewati adalah “angin ribut”.</p><p style="text-align: justify;">Beberapa bulan kedepan dan bahkan dua tahun berikutnya, kita mungkin akan diliputi kabut tak menentu tapi lagi-lagi gue belajar bahwa kita hanya butuh percaya dengan kemampuan kita, serta tangan yang mengarahkan ke jalan-jalan yang tidak menjadi pilihan. Ini yang selalu gue manifestasikan bahwa gue berjalan dijalan yang tepat! <i>No way back!</i> Cukup terus berjalan sebaik-baiknya maka kita akan sampai diwaktu yang tepat.</p><p style="text-align: justify;">Gue gak sabar dengan segala ketidaktentuan rencana-rencana kita dikedepannya! Gak sabar dengan waktu-waktu dimana kita harus beradaptasi dan belajar hal-hal lain yang menyenangkan serta menguras emosi disaat yang bersamaan.</p><p style="text-align: justify;">Kita melangkah di jalan yang tepat.</p><p style="text-align: justify;"><br /></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-74352053440124372202023-06-28T15:07:00.001+00:002023-06-28T15:07:04.788+00:00BAGIAN EMPAT: BAHKAN<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg2bjGYEeWKLVfe19BIyyPNIZZ9IGpmz3ffWhDHKITV_AUsPi5BURvD94ZfUn6DzE6-Cm8gdZgk5KZnkQ6F4pS_LghvSbVz-grxxpEm3kWWvESjefh3wnRM4cQXtdCjZ8j1mfqzOsL0qzkkEQTkw2mUrsMwBrdCUaNJVvF7-PWsT_XT0CachnqgtmJIxSW/s4032/20200321_173928.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><span style="color: white;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgg2bjGYEeWKLVfe19BIyyPNIZZ9IGpmz3ffWhDHKITV_AUsPi5BURvD94ZfUn6DzE6-Cm8gdZgk5KZnkQ6F4pS_LghvSbVz-grxxpEm3kWWvESjefh3wnRM4cQXtdCjZ8j1mfqzOsL0qzkkEQTkw2mUrsMwBrdCUaNJVvF7-PWsT_XT0CachnqgtmJIxSW/w480-h640/20200321_173928.jpg" width="480" /></span></a></div><p style="text-align: center;">Bahkan kamu sama sekali tidak mengenaliku dimimpiku semalam. Aku lagi-lagi bertanya kenapa kamu masih mau hadir? Apakah kamu hanya ingin menunjukan dirimu kepadaku dengan harap aku kecewa dengan diriku atau justru sebaliknya kamu ingin sapaku? Kita sudah lama kembali tak mengenali satu sama lain, bahkan ingatku pun kamu begitu malam tadi. Kamu seperti asik dengan duniamu dan orang-orang disekitarmu, begitupun aku dengan segala masalahku yang sesekali curi pandang melihatmu. Yang aku sadari kamu masih tak bergeming, setidaknya itu pandanganku, aku tidak tahu tentang pandangmu waktu itu. Aku hanya masih mengingatnya dengan jelas.</p><p style="text-align: center;"><br /></p><p style="text-align: center;">—</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-1692414266704595002023-06-13T15:47:00.006+00:002023-06-13T15:47:47.733+00:00CURRENTLY<p></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsGRJuEsWNt476Zwq5d6jhzfkZR1TXVR886RGv5tSM4njeZbmUlEUBBTnQJDRilolO2ZGCazoPNgwE5oaWzgR-02KxEeeeA4V2EWuEx5f5RuECCwzeq704Y66S9nbtpUihUZrM4Fj713TtVvP22z7swZ9LkDTaxwAnhuzOVhzwrXZnzzLWB_7jhYAZ8g/s1528/IMG_0372.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="620" data-original-width="1528" height="261" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsGRJuEsWNt476Zwq5d6jhzfkZR1TXVR886RGv5tSM4njeZbmUlEUBBTnQJDRilolO2ZGCazoPNgwE5oaWzgR-02KxEeeeA4V2EWuEx5f5RuECCwzeq704Y66S9nbtpUihUZrM4Fj713TtVvP22z7swZ9LkDTaxwAnhuzOVhzwrXZnzzLWB_7jhYAZ8g/w640-h261/IMG_0372.jpeg" width="640" /></a></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: right;">— prolly approx 90 days to go 🇬🇧💙</div><p></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-83894724317725991872023-05-28T12:11:00.030+00:002023-05-28T12:11:00.136+00:00PREMEDITATIO MALORUM — I’VE GOT AN OFFER FROM UAL!<p style="text-align: justify;">Ini sepertinya udah jadi semacam “mantra” ya disetiap waktu dimana gue sedang menunggu keputusan. Pada dasarnya, gue percaya bahwa menulis itu sangat membantu untuk me<i>release</i> segala emosi yang kita miliki, dan melalui proses menulis tentang kemungkinan terburuk yang terjadi pada diri kita dengan tujuan memotivasi kita di masa depan adalah baik.</p><p style="text-align: justify;">Lagi-lagi gue mau share sebuah tulisan yang sengaja gue tulis ketika menunggu <i>decision </i>dari UAL — salah satu universitas yang gue mimpikan untuk bisa melanjutkan studi disana. <i>The result was I got the offer! And I’ve accepted! So, I am preparing for the intake in September. Wish me luck! I will share the process in detail because I am really happy to tell you my story.</i></p><p style="text-align: justify;"><i>At that day, I pretended to be someone and wrote a letter to myself.</i></p><p style="text-align: center;">—</p><i>Hi Syi .... </i><div><i><br /></i></div><div><i>Apa kabar? Tenang selama ini gue memperhatikan lo dan betapa bangganya gue sama lo dengan apa yang telah lo coba lakuin. Sepertinya banyak hal yang belakangan ini jadi milestone ya dalam hidup. Super bangga!</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>Gue juga tau lo pasti juga nervous dengan hasil UAL, tapi lagi-lagi gue gak henti-hentinya bilang bahwa gue bangga sama lo bisa sampai sejauh ini. Jatuh-bangun hingga ragu sama diri sendiri bisa dilewati dengan baik. Tenang, pikiran-pikiran buruk memang akan selalu mengganggu selama hasilnya belum didapatkan, itu wajar tapi gue yakin lo udah melakukan yang terbaik. Pertama kalinya wawancara dengan bahasa inggris dengan kegugupan luar biasa berhari-hari dan dengan segala kekurangan, lo bisa melewatinya dengan baik. Such a good progress loh! Gue tau jawabannya gak sempurna tapi belum tentu kan beberapa orang lain bisa melakukannya maka sungguh sepatutnya lo bangga sama diri lo sendiri. Yap, gue gak pernah sebangga ini sama lo dengan apa yang telah lo lalui selama ini.</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>Apapun hasilnya, yang perlu lo tau adalah lo hebat bisa sejauh ini dan tentunya lo belajar banyak hal. Dan itu yang harus di-embrace. Lo gak perlu push diri lo terlalu berat kok. Ini semua tuh udah beyond! Gue tau lo pengen banget UAL dengan segala hal yang sudah lo tunggu-tunggu selama ini. Kesempatan kemarin itu udah langkah yang amat jauh dan bukan berati tak berarti sama sekali. Lagi-lagi lemarin bisa interview sama UAL teaching team kan sesuatu yang berharga.</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>Syi, kalaupun UAL bukan jawabannya lo gak perlu kecewa sama diri lo sendiri. Wajar bersedih tapi itu semua bukan kegagalan yang berarti. Gue selalu menemani lo dalam perjalanan yang sudah lo lalui, dan gue yakin seyakin-yakinnya lo berhasil. Lo berhasil melawan rasa ragu, berhasil melawan rasa takut dan tentunya berkomitmen untuk menyelesaikan apa yang telah lo mulai, berusaha dengan kuat untuk menggapai apa maumu, berdiri yakin dan tegap untuk melangkah. Wow! Belum tentu gue bisa sehebat itu! Peluk seerat-eratnya! We're in this together, always!</i></div><div><i><br /></i></div><div><i>By the way, pas gue tulis ini kan kita belum tau ya hasilnya apa. Gue pastinya berharap dong hasil yang terbaik. Kalau pas baca ini ternyata hasilnya adalah sesuai yang lo mau. <b>Oh wow! Congratulations! You've made it! Gak ada kata lain selain bangga, bangga dan bangga. Kamu harus berbahagia dengan ini semua. Anyway, gue yakin kok karena gue liat lo melakukannya dengan baik kemarin. Apapun yang lo rasa kurang, itu adalah wajar, apalagi panik, terus pertama kalinya, kan ya wajar dong. Selamat menempuh tantangan-tantangan berikutnya yang pasti lebih berat dan menguras tenaga. Tenang! Gue selalu ada disini membersamai lo. Tanpa dimintapun lo harus tau gue selalu ada merangkul dan meyakini bahwa lo bisa melalui apapun itu. Jadi, tetap semangat!</b> </i></div><div><i><br /></i></div><div><i><br /></i></div><div><i>Sat, 25 Feb 2023</i></div><div><i>Love, </i></div><div><i><br /></i></div><div><i><br /></i></div><div><i>Yourself 💙</i></div><div><i><br /></i></div><div style="text-align: center;"><i>—</i></div><div style="text-align: center;"><i><br /></i></div><div style="text-align: right;"><span style="font-size: x-small;"><i>Yes, then UAL Admission sent me the outcome, which an offer letter, </i><i style="text-align: left;">at 11th March 2023, 2:16 am (GMT +7)</i></span></div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-20837732059357287852023-05-27T13:21:00.000+00:002023-05-27T13:21:18.089+00:00BAGIAN TIGA<p style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJCskwVSaIaXSvajwetkwMHmwo0pORSdUx67xbyUywF2hO6i5e-JnhLKUgx6j5r7oIgygiOmq5WbWaBxHGm73UyvH2htTeyNN9YQ6P7EQvt3EhG__afjCJZefphO7JE7Wjgc_NExEy5ZyKEAM-IbTsfumlDC27n_877FFPmWjGoZCRMKrS2zByLdl5NA/s1338/20230527_201753.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1338" data-original-width="1034" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJCskwVSaIaXSvajwetkwMHmwo0pORSdUx67xbyUywF2hO6i5e-JnhLKUgx6j5r7oIgygiOmq5WbWaBxHGm73UyvH2htTeyNN9YQ6P7EQvt3EhG__afjCJZefphO7JE7Wjgc_NExEy5ZyKEAM-IbTsfumlDC27n_877FFPmWjGoZCRMKrS2zByLdl5NA/w309-h400/20230527_201753.jpg" width="309" /></a><br /><br /></p><p style="text-align: center;">Aku hanya masih terus bertanya tentang mengapa? — dan mengira-ngira apakah saat itu kita hilang arah untuk mengerti pertanda yang diberi antara satu sama lain. Aku rasa terlalu besar ekspektasiku hingga pada akhirnya aku menyesal tak menyelami maksudmu dengan sebaik-baiknya. Aku sedang berdoa agar Tuhan memberi ketenangan tapi aku tidak mempersiapkan rasa yang muncul ketika kamu membuatku hilang dari hidupmu. Kamu benar-benar ingin menghilang?</p><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">—</div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-83684391729435192342023-05-26T00:43:00.002+00:002023-05-26T00:43:23.460+00:00BAGIAN DUA<p style="text-align: center;">Pada akhirnya kita menjadi orang yang saling berusaha untuk membenci satu sama lain. Walaupun begitu, aku masih tetap senang bisa mengira bahwa kamu adalah orang yang tepat buatku. Aku yakin semesta tak akan pernah salah mengizinkan kita bertukar sapa biarpun tak selamanya ekspektasi menjadi nyata, lagi aku masih tetap senang. Aku hanya masih akan terus menyesal tentang kamu yang selalu ingin lupa tentang diriku, sedangkan aku masih terus mencari cerita tak selesai yang ingin kamu sampaikan kepadaku. Atau mungkin memang sudah tidak ada lagi, maka tertutup sudah. Kesekian kalinya – aku tak ingin menangis.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbq03zbzWSJO7zEOSliGj7IUoNuKRggLSD4RBrmPXgbZTkyczhanAn0kmXxq-_rt2hZlzCWWzEXz9sd_e_mt7mU25Njv99dNChlb-OSTuAoAHrHwGIF2E0SfEpLw0igokTOshZdHzRrY6guwm_tUuKPe1eyW0QwX_IUnAOxqvYOk0rDPQLaS4ygmS3qA/s1050/20230526_073913.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1050" data-original-width="1050" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbq03zbzWSJO7zEOSliGj7IUoNuKRggLSD4RBrmPXgbZTkyczhanAn0kmXxq-_rt2hZlzCWWzEXz9sd_e_mt7mU25Njv99dNChlb-OSTuAoAHrHwGIF2E0SfEpLw0igokTOshZdHzRrY6guwm_tUuKPe1eyW0QwX_IUnAOxqvYOk0rDPQLaS4ygmS3qA/w400-h400/20230526_073913.jpg" width="400" /></a></div><p style="text-align: center;"><span style="text-align: left;">—</span></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-59089050673214115492023-05-20T10:54:00.003+00:002023-05-20T11:00:25.974+00:00WAS<p style="text-align: justify;">Pernah baca “Ada satu masa dimana kamu lihat ke belakang, maka kamu akan merasa amat bersyukur akan hari ini”, dan itu bener terjadi. Sampai dengan kemarin lihat update status, rasanya masih gak nyangka. Kalau membandingkan diri sendiri sama orang lain yang mungkin pencapaian lebih banyak, gue ngomong “mau lanjut sekolah di Inggris” aja tuh rasanya teraasa padangan sebelah mata dari orang-orang (asumsi pribadi sih, kita gak bener-bener tau orang memandangnya gimana). Jadi, jauh sebelum ini tuh gue akan lebih banyak menghindari atau ya ikutan ketawa aja kalau orang-orang anggap bercanda, <i>it was felt like that at once</i>.</p><p style="text-align: justify;">Masih langkah demi langkap ditempuh untuk bisa <i>intake</i>, karena masih <i>surreal</i> rasanya, dan kemarin buka status beasiswa yang tadinya “calon penerima beasiswa” kemudian udah jadi “penerima beasiswa” tuh rasanya <i>unbelievable in good way</i>. Pas skripsi kekeuh banget mau ke Inggris tuh maju mundur karena “emang bisa?”, terus sekarang tuh tinggal sedikit lagi. Atau si anak yang mau coba sekolah di luar negeri dari luluus SMA, ini beneran bakal kejadian. Betapa bersyukurnya gue yang bener-bener melebihi dari apapun. <i>Alhamdulillah.</i></p><p style="text-align: justify;">Sampai detik ini tuh rasanya masih <i>nervous </i>sendiri dengan segala persiapan yang harus disiapin, ditambah degdeg juga nanti disana gimana, bisa atau gak. Tapi lagi-lagi gue menyiapkan diri sebaik-baiknya dan bertanggung jawab dengan apa yang dipilih, seperti apa yang pernah papa pesan dulu pas milih kuliah S1 — tentang tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah dan akan dimulai.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYbVYEz0nbZ_J79__gavlhNHb3Flgbuf7EjIHz_A3Ditlg9nxDX4dyYX-ilUWIMv-ZdHfwU9xsdIG1e20v434M1UXkNsDQysDR_ucqNxcy17ExiJw_xjDGKrukfonPtJtdAPDBo81bPnCf_4FDli3spK41sJx3jukrXPGdbBceXDFWBLwiCjEm5fEp4w/s1012/SmartSelect_20230520-175918_Samsung%20Notes.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="980" data-original-width="1012" height="388" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYbVYEz0nbZ_J79__gavlhNHb3Flgbuf7EjIHz_A3Ditlg9nxDX4dyYX-ilUWIMv-ZdHfwU9xsdIG1e20v434M1UXkNsDQysDR_ucqNxcy17ExiJw_xjDGKrukfonPtJtdAPDBo81bPnCf_4FDli3spK41sJx3jukrXPGdbBceXDFWBLwiCjEm5fEp4w/w400-h388/SmartSelect_20230520-175918_Samsung%20Notes.jpg" width="400" /></a></div><br /><p style="text-align: justify;"><br /></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-54797673976803208122023-05-18T15:58:00.002+00:002023-05-18T15:58:28.385+00:00IT IS NORMAL!<p style="text-align: justify;">Ketidakmahiran berbahasa inggris karena emang gak terbiasa menggunakan itu sehari-hari, terlebih lagi gue gak sekolah yang setiap hari menggunakan bahasa inggris itu membuat level kepercayaan diri gue tuh minus. Situasi anak-anak jaman sekarang gue asumsikan berbeda sih! Dengan segala kemudahan internet yang membuat kita dengan mudah mengakses vidio dan film berbahasa inggris, rasanya udah gak bisa <i>excuse. </i>Generasi jaman sekarang beda lagi tantangannya.</p><p style="text-align: justify;">Gue bener-bener se—gak “pede” itu ngomong bahasa inggris. Oleh karena itu salah satu bagian yang gue concern ketika menyiapkan IELTS adalah bagian ‘speaking’. Ada masa-masa nyesel dulu pas jaman di IC tuh kenapa gitu gak menggunakan waktu sebaik-baiknya latihan kalau lagi hari bahasa. Itu loh yang kita suruh ngomong <i>either </i>pakai bahasa inggris atau bahasa arab. Yap, membiasakan diri untuk ngomong walaupun kita <i>no idea </i>ngomong apa itu adalah kunci menurut gue. Oleh karena itu, hal awal yang gue coba ikutan di sesi les online itu juga part speaking, terus <i>super intense</i> ngobrol sama sepupu menuju tes mock up IELTS. Berusaha latihan ngomong sama diri sendiri pakai bahasa inggris sehari-hari, terus juga nontonin segala video.</p><p style="text-align: justify;">Dari semua hal yang gue pelajari, ternyata <i>mindset </i>ini yang terpenting!</p><p style="text-align: justify;">Bahwa gak masalah kita melakukan kesalahan atau bingung mau ngomong apa ketika <i>speaking session</i>.</p><p style="text-align: justify;">Sederhananya adalah ketika kita ngomong bahasa indonesia aja, kita akan selalu berpikir ketika inging mengatakan atau menjelaskan sebuah ide. Maka hal itu juga berlaku ketika kita berbicara bahasa inggris. Hal yang menjadi berbeda tentunya kita juga menerjemahkan kata-kata itu ke bahasa lain yang notabene bukan bahasa ibu kita kan. Sejujurnya gue <i>struggle</i> dengan pikiran bahwa sesi ngobrol bahasa inggris itu harus sesempurna apa yang kita lihat ketika difilm atau video, tapi justru normal untuk bingung mau ngomong atau mengungkapkan apa. Mungkin balik lagi karakter masing-masing individu seperti apa. Ada yang punya kecerdasan tinggi soal berkomunikasi secara verbal dan mungkin itu bukan kendala besar pada akhirnya. Tapi buat gue, mengungkapkan apa yang ada di otak itu adalah <i>effort</i>!</p><p style="text-align: justify;">Ketika sedang mempersiapkan tes IELTS terakhir di bulan lalu, ada satu video di youtube yang membuat gue tersadar bahwa <i>everyone </i>bisa melakukan kesalahan/bingung. Menjelaskan sesuatu dalam waktu 2 menit itu emang tantangan besar buat siapapun, dan ini tentang bagaimana kita mengontrol emosi supaya kegugupan gak menguasai pikiran kita.</p><p style="text-align: center;"><iframe allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" allowfullscreen="" frameborder="0" height="400" src="https://www.youtube.com/embed/uQSj72QrxKc" title="YouTube video player" width="900"></iframe></p><p style="text-align: justify;">Setelah nonton video <i>from IELTS Daily</i> itu jadi kebuka banget bahwa kuncinya adalah “yang penting ngomong aja apapun”, terus gak usah panik ketika topik-topik yang dibicarakan itu gak ada dibenak kita karena kita bisa <i>filling with anything</i> yang bisa kita bicarakan dan pada akhirnya ada pembicaraan. Terus yang jadi mengubah mindset berikutnya adalah kita manusia normal yang bisa bingung, <i>even native speaker </i>aja juga akan bingung dan bisa blank <i>which is </i>selama ini gue mikirnya semua hal tuh harus berjalan sempurna, haha. Di video jelas terlihat ada satu orang yang dia gak tau harus memulainya gimana dan setelah diskusi dia jadi kepikiran mau jelasin apa.</p><p style="text-align: justify;">— <i>untuk yang sedang mempersiapkan tes IELTS, terlebih lagi nyiapin speaking, coba nontonin videonya IELTS Daily. Menurut gue ok banget! Selain nonton video yang lain juga. Jadi, jangan nonton dari satu sumber aja.</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Well</i>, selain ngomongin topik gramar juga akan penting tapi ya itu akan menjadi percuma kalau kita gak tau mau ngomong apa. Belajar bahasa inggris dari SD dan materinya sama mengenai gramar, lagi-lagi kuncinya membiasakan diri. Mungkin dengan banyak membaca, menulis dan nonton bisa membiasakan kita dengan bentuk-bentuk umum yang digunakan dalam sebuah kalimat bahasa inggris. <i>And then? Of course! Practices make perfect</i> itu bener.</p><p style="text-align: justify;"><i>Good luck! </i>Untuk siapapun yang sedang <i>struggle </i>dan ovethinking dengan kekurangan masing-masing. Percayalah kalian — kita bisa melewati semuanya. <i>You need to believe it!</i></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-70501776288193132312023-05-17T16:10:00.006+00:002023-05-18T16:30:32.833+00:00UNFINISHED BUSINESS<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhD9bVipMSfDY-XwC-p3WIskRHHn6QEQv3hASOQBl54_rfxM93MillqrVni3IJ4MosvhHnmYVUtCZEQVo8zLVj6FGGIFhTg50Bki1O2RgAB60WWAzgaJNRgy6T9E0s6R3dCn3MfUG7XHu_J_Ukixky_isjHMtUtnTEmQIcUnOYvDSIrPTWqeEXjNe70g/s4032/20200818_113218.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhD9bVipMSfDY-XwC-p3WIskRHHn6QEQv3hASOQBl54_rfxM93MillqrVni3IJ4MosvhHnmYVUtCZEQVo8zLVj6FGGIFhTg50Bki1O2RgAB60WWAzgaJNRgy6T9E0s6R3dCn3MfUG7XHu_J_Ukixky_isjHMtUtnTEmQIcUnOYvDSIrPTWqeEXjNe70g/w480-h640/20200818_113218.jpg" width="480" /></a></div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Bagian Satu </div><div style="text-align: center;">— </div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">Harusnya kita cukup saling tahu saja. Aku gak perlu mengubah rasa kagum ini dengan rasa ingin memiliki. Harusnya kamu tetap jadi orang yang jauh dari pandanganku dan hanya sesekali kita bertegur sapa. Ternyata, sapaan singkat yang penuh dengan kekaguman diantara kita itu adalah lebih dari cukup. Aku gak perlu mengafirmasi banyak hal untuk membentuk sebuah harapan baru tentang kita.</div><div style="text-align: center;"><br /></div><div style="text-align: center;">—</div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-25437583309557841582023-05-16T17:13:00.001+00:002023-05-16T17:13:21.115+00:00EVIL DEAD RISE<p style="text-align: justify;"><u>Disclaimer</u> bahwa ini tulisan sepertinya gak akan ada pembahasan mendalam mengenai filmnya secara plot atau segala macam teknis perfilman. Haha, hanya sedikit atau setitik terhubung diakibatkan merasa sangat terhibur nonton ini film. Sedikit mengawali bahwa ekspektasi nonton film ini adalah degdegan yang sampe katakutan, tapi <i>kok </i>malah <i>happy </i>banget setelahnya dengan beberapa keanehan dan kerecehan dalam film, <i>you know! Horror film</i> yang mana aktornya tuh harus bodoh melakukan sessuatu yang menyesatkan dan merugikan dirinya sendiri. Begitulah! <i>Recommended kok guyss! Haha.</i></p><p style="text-align: justify;"><i>Well</i>, tapi mungkin getirnya hidup ini membuat gue realistis menonton film, jadi adegan-adegan yang muncul tuh kenapa jadi lucu dan seru. Mungkin gue lebih banyak mikir kalau hidup aslinya itu lebih penuh tantangan. Lebih banyak hal yang harus kita pikirin tentang bagaimana kita melewati <i>obstacles </i>kehidupan, lalu melihat <i>scene film </i>dimana si aktor dengan seribu satu cara gak <i>lucky </i>dan cukup cerdas, yang mana bukan menyelesaikan satu masalah tapi malah menimbulkan masalah lainnya itu <i>funny</i>, haha. Cukup terhibur sih dan satir disaat bersamaan.</p><p style="text-align: justify;">Ngomongin permasalahan hidup yang gak akan pernah ada abisnya dan tentang bagaimana kita tetap menjadi pribadi yang “baik” dan “sadar” atas semua yang sedang berjalan. Atas semua perjalan yang menuju satu hal lain jauh di depan sana. Rasanya kita hanya perlu fokus dan punya keyakinan mendalam dihati.</p><p style="text-align: justify;">Pada akhirnya memang ekspektasi yang kita buat hanya untuk menuju ke ekspektasi berikutnya <i>which is okay! I live ..</i></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-3739815093383602172023-05-10T14:10:00.002+00:002023-05-26T00:45:01.998+00:00ONE DAY<p> </p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP7OSnljU2ZIjfEUabwy8lXzrkyWaJWe2yWI1eZtvhGGwgBbZxytH0fZoIZZfThXZJWqu5K29Yl9lnVdAjmn3GtGWve2me3rxOyzwbqi2z_9L8RiFsEclpoWpx4_vgc7nzvnRahUbxuY3sHUJubFEKUpPl6gHpXnrIc48F5reIM0-ccJl6cEA6QxP6cg/s1569/IMG_0269.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="1028" data-original-width="1569" height="420" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP7OSnljU2ZIjfEUabwy8lXzrkyWaJWe2yWI1eZtvhGGwgBbZxytH0fZoIZZfThXZJWqu5K29Yl9lnVdAjmn3GtGWve2me3rxOyzwbqi2z_9L8RiFsEclpoWpx4_vgc7nzvnRahUbxuY3sHUJubFEKUpPl6gHpXnrIc48F5reIM0-ccJl6cEA6QxP6cg/w640-h420/IMG_0269.jpeg" width="640" /></a></div><br /><p></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-65438271738653864972023-04-29T14:47:00.001+00:002023-04-29T15:27:53.727+00:00CERITANYA GIMANA? — AWAL<div style="text-align: justify;">Mungkin gue udah sempet cerita di “<a href="https://aisyikamilah.blogspot.com/2022/03/rekap-perjalanan.html" target="_blank">Rekap Perjalanan</a>” tentang bagaimana<i> journey</i> beasiswa ini dimulai. Pada intinya buat gue ini bukan jalan yang singkat buat gue karena gue percaya tiap orang beda-beda perjalanannya. Beberapa kali kesempatan ketemu orang dan tanya gimana caranya bisa sampai posisi ini, jawabannya emang dari awal setelah lulus S1 punya keinginan buat S2 lagi dan maunya <i>abroad</i>. Cerita lucunya adalah pas ngerjain skripsi itu secara disadari dan mengalirnya pilih <i>case study</i> museum yang ada di london (The British Museum & Sir John Soane Museum). Ada masanya kesel sendiri kenapa ambil <i>case study</i> susah dapet data dan jauh! Waktu itu keluar negeri aja belum pernah apalagi ke UK yaaa, walaupun sebenernya masih lebih gampang cari data dua museum di London itu dibanding satu museum di Indonesia, hehe. Lalu, jadi bilang ke diri sendiri “Gila sih ini, gue pengen ke dua museum ini beneran pokoknya! Ayo kita S2 ke london karena gimana lagi caranya supaya bisa ke luar negeri selain kuliah (hehe)”</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP_lbDI4eXYDhirDm97pDBjnlrRN39qZZ69cK9ZNhC5LQXrXjgyogCJmMZDAiLz0vcPSWuAkXKiUSJvOzLOFljU9StUhPbzFHHPHXLDBUPup08Cl3sCOi3cMxgrVLR0OuR_RTsY-QT1Or2KK86TCZlEommGvQAaHxCNcGnbI3gnHy7Ejzc3_pcBr5ZNw/s4032/20230427_135601.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2268" data-original-width="4032" height="360" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgP_lbDI4eXYDhirDm97pDBjnlrRN39qZZ69cK9ZNhC5LQXrXjgyogCJmMZDAiLz0vcPSWuAkXKiUSJvOzLOFljU9StUhPbzFHHPHXLDBUPup08Cl3sCOi3cMxgrVLR0OuR_RTsY-QT1Or2KK86TCZlEommGvQAaHxCNcGnbI3gnHy7Ejzc3_pcBr5ZNw/w640-h360/20230427_135601.jpg" width="640" /></a></div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Kenyataannya <b><u>ingin sama siap itu beda</u></b>. Semenjak saat itu jadi sedikit-sedikit baca apa aja sih yang harus disiapkan buat dapetin beasiswa, terus ada beasiswa apa aja yang bisa gue dapetin (yang paling gampang didapetin deh), terus tentunya tahapannya apa aja, sama yang gak kalah penting juga adalah mau S2 apa. Pertama yang terbesit di 2016 itu yang pasti <i>prepare </i>bahasa inggris sih. Jelas kalau kita baca persyaratan daftar kampus aja ada minimum <i>average score</i> untuk IELTS yang mana saat itu pengetahuan tentang tes tersebut masih nol buat gue. Daaan … <i>pssst!</i> Tes beserta les persiapannya lumayan sih buat gue yang mau minta support finansial lagi ke orang tua untuk itu rasanya kasian mereka. Pun, papa pernah bilang kalau mau lanjut kuliah harus usaha sendiri :””</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Hal itu pula yang jadi alasan kenapa gue memutuskan untuk karir dulu, agar supaya bisa mandiri secara finansial untuk pertama ikutan les IELTS. Sebenernya tertarik banget ikutan les di kampung inggris yang di Pare itu, tapi karena berhubung kerja juga kan ya jadi agak susah. Ini nih menyeimbangkan supaya tetep bisa mandiri finansial tapi bisa ngejar mimpi agak <i>challenging</i> memang, tapi kalau memang punya keinginan kuat sih harusnya mampu dan ada jalannya. 2018, Kebetulan waktu itu nemu les IELTS online <i>randomly </i>dia muncul di <i>feed instagram</i>. Sambil cek ombak gimana sih belajar IELTS itu, akhirnya gue daftar satu sesi doang, yaitu IELTS Speaking Program. Saat itu gue berpikir bahwa hal yang tersusah dari IELTS adalah <i>speaking session</i> karena beneran gak percaya diri ngomong bahasa inggris <i>even though </i>ngerti. Oh jadi inget juga, saat itu iseng-iseng mulai nonton film gak pake subtitle english dan <i>fun fact</i>-nya adalah series yang gue tonton adalah Stanger Things dong. <i>Well</i>, jadi penanda penting juga series itu buat perjalanan beasiswa ini, lol. Alasannya sesederhana karena gue pikir film anak-anak (karena pemerannya anak-anak) jadi gampang dimengerti, tapi emang ceritanya seru juga. Ya, demi sekalian belajar bahasa inggris gue nonton S01 dan S02 gak pake subtitle. Waktu itu baru keluar S02 jadi kalau gak seru S01, kan gampang gak usah lanjutin, hehe.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Balik lagi ke IELTS Preparation. Sistem belajarnya unik jadi nanti kita dikasih latihan soal yang bebas mau dikerjain kapan aja terus kita bahas via whatsapp setiap jumat malem. Pengen kasih lihat score simulasinya tapi udah gak bisa diakses, tapi seinget gue dapetnya 5.5 deh, entah lupa tapi 6.0 aja tuh gak. Gue ikutan 2 kali, yang mana di kedua kalinya gue ikutan full dari Listening, Reading, Writing dan Speaking. Hasilnya sih gak jauh beda <i>guyss! </i>Masih mentok dibawah 6.0 lah intinya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sampai dengan 2019 gue mulai <i>submit application, </i>IELTS tuh masih jadi “sesuatu”, maka dari itu gue cari beasiswa yang beberapa diantaranya membolehkan untuk sumbit score IELTS belakangan. <i>That’s why! </i>NZAS jadi salah satu beasiswa yang gue coba karena ketika waktu itu mereka gak mewajibkan IELTS jadi prasyarat daftar. <i>Well</i>, berikutnya di tahun 2020 ternyata daftar AAS itu wajib IELTS dan mereka kasih option IELTS tes karena kan pandemi, serta menurunkan minimum requirement scorenya jadi 6.0, disaat itulah gue pertama kali mencoba tes yang hampir seperti <i>real. </i>Gak terlalu ingat dengan persiapannya tapi gue <i>intense </i>minta sepupu gue jadi partner ngobrol karena se-gak percaya diri itu dengan <i>speaking with english</i>. Alhamdulillahnya, <i>I passed the score 6.0</i> untuk kemudian bisa submit AAS. Hasilnya … <a href="https://aisyikamilah.blogspot.com/2022/03/rekap-perjalanan.html" target="_blank">disini</a> yaa ceritanya.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">IELTS sama Motivation Letter kalau dibandingin sebenernya lebih penting Motivation Letter untuk disiapin dan dipikirin dalam-dalam, <i>for me</i>. Tapi ternyata tetep penting buat disiapin dan butuh waktu juga untuk <i>intensive</i> nyiapinnya. Saat keputusan untuk “Ok, kita coba LPDP sekarang!”, disaat itu pula yaudah deh nekat ambil IELTS segera. Sambil memeprsiapkan esssay 2000 kata, sambil ngerjain latihan soal banyak-banyak dan nontonin youtube ‘tips and tricks’. 2021, karena ngejar deadline LPDP, ambil lah tes yang paling <i>make sense issue date</i>nya untuk <i>submit application </i>LPDP, sambil belajar terus berdoa semoga lancar dan diberkahi setiap jalannya. Saat itu ambil yang <i>computer-based</i> karena jadi manusia modern sekarang lebih gampang undo dan redo pas writing test. Singkat cerita dapet <i>average score</i> 6.5, <i>Alhamdulillah. </i>Saat itu langsung lanjut submit LPDP, cerita hasilnya juga <a href="https://aisyikamilah.blogspot.com/2022/03/rekap-perjalanan.html" target="_blank">disini</a>.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Saat itu gak ikut les sama sekali, cuma belajar sendiri, tapi yang gak lupa untuk di<i>mention</i> adalah gue memulai ikut-ikut les online yang kecil-kecil sejak 2018 sampe 2019. Tujuannya tetep untuk bisa dijelasin secara dua arah sebenernya IELTS apa sih dan gimana secara general. Lalu, persiapan tes di 2021 gimana tuh?</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sejujurnya, pas kirim konfirmasi udah melakukan pembayaran ke IDP, gue agak panik dan mencari les-les online lagi yang bisa “<i>intensive care”</i> gue hanya dalam waktu satu bulan. Menemukan sebenernya yang bikin les IELTS selama sebulan tapi gak semepet itu dengan waktu tes gue. Akhirnya gue cari di internet, website-website yang free untuk belajar IELTS, terus ada simulasi yang langsung kasih tau score kita berapa. Gue menemukan <a href="http://ieltsonlinetest.com" target="_blank">ieltsonlinetests.com</a> yang sangat-sangat <i>helpful</i>, dimana mereka ada simulasi soal-soal yang bisa dikerjain pakai waktu, ada pembahasan, dan yang paling <i>amazing</i> adalah suka ada kelas online via Zoom. Hal yang paling menyenangkan tentunga free, kita cuma butuh isi mini survey untuk akses soal-soal mereka. Kelas onlinenya juga ngebuat gue ngerasa ikutan les sih karena ada hari, tanggal, dan jam berapanya, terus bersama native speaker yang sangat <i>helpful</i> juga.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Sayangnya, untuk dapet feedback part writing and speaking kita perlu bayar, tapi kalau <i>willing to spend, I think it would really great as well</i>. Sementara gue masih gak rela ngeluarin uang untuk cobain feedback itu. Maka dari itu, untuk latihan writing gue nulis sebanyak-banyaknya dan baca contoh sebanyak-banyaknya. Sesi zoom class itu juga membantu banget! Gue selalu ambil kelas-kelas yang bahas writing <i>both part 1 and part 2, </i>dan <i>another tips </i>gue adalah gue ngerjain soal-soal dari link berikut untuk <a href="https://www.ielts-writing.info/EXAM/academic_writing_samples_task_1/" target="_blank">part 1</a> dan <a href="https://www.ielts-writing.info/EXAM/ielts_writing_samples_task_2/" target="_blank">Part 2</a>. Sebenrnya di website ieltsonlinetests.com juga ada simulasi writing tapi gue sengaja latihan soal di google docs sambil belajar grammar yang bener juga gimana, jadi otomatis kita tahu <i>common</i> atau yang tepatnya gimana.</div><div style="text-align: justify;"><br /></div><div style="text-align: justify;">Terus speaking gimana? Gue latihan dari youtube. Ada banyak banget simulasi IELTS di youtube yang bisa ditonton. Nah, pas nonton simulasi tersebut, biasanya gue ikutan jawab (seakan-akan kita yang ditanya), jadi gue <i>pause </i>videonya untuk jawab pertanyaan, lalu kembali <i>resume</i> untuk tau jawabannya orang didalam video apa sekaligus <i>crosscheck</i> kesesuaian jawaban gue. Yaa .. pada intinya <i>practices make perfect!</i></div><div style="text-align: justify;"><i><br /></i></div><div style="text-align: justify;">Bukan persiapan yang singkat buat gue, tapi setiap orang punya jalannya masing-masing dan nikmati aja segala perjalanan yang dilalui. Gue percaya kalau kita “ingin” pasti ada jalannya untuk kemudian kita “siap” dan semesta mengizinkan kita untuk medapatkannya. Sampai sini dulu cerita tentang “ceritanya gimana?” perjalanan beasiswa ini. <i>I am still in the process of it! So wish me luck!</i> Semoga dimudahkan dan dilancarkan segala prosesnya, <b>sambung lagi nanti</b>.</div>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-56725207022355822832023-03-12T13:18:00.000+00:002023-03-12T13:18:00.221+00:00APPRECIATION<p style="text-align: justify;">Dear Diri Sendiri,</p><p style="text-align: justify;">Woah, such a long journey! Sedikit flashback beberapa tahun ke belakang, gue merasa banyak hal yang telah dilakukan, dicoba, dan dilewati dengan baik. Gak ada yang lebih bangga selain diri gue sendiri. Literally, up and down! Sedih, takut, senang semua dilewati sendiri. Gak jarang (selalu) disimpan sendiri untuk yaa di<i>overcome </i>sendiri. <i>Well</i>, yang satu ini sih kayaknya <i>we need to talk about it further, </i>hehe. Gue paham banget ada masanya lo cape, berlari, berjalan, berlari dan berjalan sampe mungkin lupa buat coba mengapresiasi diri dengan bercengkrama sama orang lain, sedikit cerita tentang apapun itu. Lupa ya kalau sebenernya lo gak sendiri. Gapapa! Tetep bangga! Jangan kecewa sama diri sendiri.</p><p style="text-align: justify;">Hari demi hari itu pasti kita berhasil melalui sesuatu hal dan kemudian kita bertemu dengan <i>challenge </i>selanjutnya. <i>Well, that’s life! </i>Selalu ovethinking diawal karena takut yang ditemui didepan adalah suatu hal yang buruk, tapi buktinya selama ini lo selalu bisa melewatinya dengan baik, ya walaupun dengan tangis ya. Itu membuktikan bukan kalau belum tentu yang kita pikirkan akan menjadi hal yang terburuk yang gak akan bisa kita lewati.</p><p style="text-align: justify;">Syi, bangga banget gue sama lo! I’ll say that many more then! Sampai dititik ini tuh gak mudah dan banyak hal yang harus dikorbankan tapi sampai juga ke titik ini tuh super keren. Jangan sampai hal kecil menjadi penghalang. Wajar lelah! Dan maka beristirahatlah sejenak untuk mempersiapkan segalanya dengan baik kembali. </p><p style="text-align: justify;"><i>You’ve done a great job!</i></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-15731688248853531262023-03-04T13:27:00.005+00:002023-03-04T13:30:28.061+00:00DIRI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2y_u94mMVG0NyB-Ue_2hu3XpcFRraOBhdUGytjJtox2opmt0SlSXL7BaUBqM01w7QvgjDXSjTANL4sNT-lhAo4ZT2FDgU_Ao7ZQTulHnawZDqDp3yQRJKVzDYZyf1bCNm_feqhL9EW0wQhbEGCst9oelPjgvNwCKjwtyFZGf_8Gl8TPAa4-95rvkS0g/s4032/58A87314-62FF-46E6-B646-BBAE3EFA3C4D.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="4032" data-original-width="3024" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2y_u94mMVG0NyB-Ue_2hu3XpcFRraOBhdUGytjJtox2opmt0SlSXL7BaUBqM01w7QvgjDXSjTANL4sNT-lhAo4ZT2FDgU_Ao7ZQTulHnawZDqDp3yQRJKVzDYZyf1bCNm_feqhL9EW0wQhbEGCst9oelPjgvNwCKjwtyFZGf_8Gl8TPAa4-95rvkS0g/w480-h640/58A87314-62FF-46E6-B646-BBAE3EFA3C4D.jpeg" width="480" /></a></div><p style="text-align: justify;">Hai, weekend ini sepertinya menghabiskan waktu dengan full bedrest karena tumbang. Sebenernya dari awal minggu lalu udah mulai-mulai sakit tenggorokan, pemicunya karena minum minuman yang super manis kayaknya. Akhir-akhir ini jadi agak sensitif kalau minum yang terlalu manis atau gulanya super banyak, jadi inget dulu masih kecil pas SD, gak bisa sama sekali makan-makan yang bener apalgi sirup-sirupan yang dulu meraja lela. Udah pasti bebrapa hari kemudian gak masuk sekolah karena demam. Kali ini sih rasanya gak demam tapi keliyengan aja karena nose block.</p><p style="text-align: justify;">Kalau lagi sakit kayak gini dan sendirian itu rasanya gue sedih sih ngeliat diri sendiri, kayak pengen “pukpuk” dan peluk. Suka sedih karena kayak gak ada yang ingetin gitu loh, semuanya harus mandiri aja disaat mungkin gak mau mikir apa-apa dan manja maunya direminder, makan lah, minum obat lah. Tapi pada akhirnya memang cuma diri ini yang bisa diandalkan. Duh, jangan mulai-mulai sih ini mau nangis, lol, soalnya nanti makin mampet nih hidung. Mau ngabarin orang rumah takut nambahin pikiran, mencoba reach orang lain, tapi pasti mereka-mereka ini punya kesibukan lain yang membuat chat kita bukan pada prioritas mereka gak sih. </p><p style="text-align: justify;">“Tapi gapapa, gue punya diri gue sendiri”</p><p style="text-align: justify;">Selalu menjadi kalimat pamungkas untuk menguatkan segala hal. Ah, padahal cuma flu dan kecapean aja biasa tapi mellownya segudang dan manjanya bener-bener. Semandirinya gue, terlihat cuek, tapi gini-gini tetep aja mau “clingy” dan bergantung sama orang lain.</p><p style="text-align: justify;">Cepet sembuh diriku</p><p style="text-align: justify;">Jangan lupa makan terus minum obat aja, nonton netflix aja udah.</p><p style="text-align: justify;">Gak apa-apa, everything will be good</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-61021735838385367862023-02-11T14:32:00.003+00:002023-02-11T14:34:14.649+00:00AKAL<p style="text-align: justify;"><i>Karena menulis dapat merunutkan segala pikiran-pikiran yang muncul dan mendamaikan hati, so here I am.</i></p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWwKDQEWQxuibM94PzCLZK3zrReMV0-D5xI4eqZPWWNj_7GYOTu1G1wypQXZczF76-g8AGLrnr5FyYTG0j_H6VQaGEgB2H0Th0-fctYFPNGAsPYG-wwa-a8RWogvYycidhxDGIMEpzNHQcYzavi4sQe0P9QXyhdqLca3VwIn8PizH6NO5InYsHskin1Q/s2928/20230211_213318.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="2196" data-original-width="2928" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWwKDQEWQxuibM94PzCLZK3zrReMV0-D5xI4eqZPWWNj_7GYOTu1G1wypQXZczF76-g8AGLrnr5FyYTG0j_H6VQaGEgB2H0Th0-fctYFPNGAsPYG-wwa-a8RWogvYycidhxDGIMEpzNHQcYzavi4sQe0P9QXyhdqLca3VwIn8PizH6NO5InYsHskin1Q/w640-h480/20230211_213318.jpg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Dua hari ini berkesempatan untuk share banyak hal sekaligu banyak hal. Sebenernya dari kuliah selalu punya harapan untuk melakukan hal ini, tapi sayangnya <i>universe</i> masih belum mengijinkan, pun sepertinya gue masih ragu dengan segala kemampuan yang harusnya punya daya yang lebih besar dari apa yang kita bayangkan. Bertahun-tahun mencari kesempatan dan kemungkinan jalan untuk mencapai, akhirnya kesempatan itu datang tanpa diharap-harap. <i>I am progressing …</i> Akhirnya, punya kesempatan untuk mencoba ngajar yang gue pikir jadi cara satu cara untuk menyalurkan segala ke-overthinking-an gue dan keinginan untuk orang lain punya cara pikir yang sama, dan lebih jauhnya merubah persepsi yang selama ini gue pikir lebih tepat untuk diaplikasikan. Seru sekaligus melelahkan karena ternyata perlu mengolah banyak hal, selain <i>knowledge </i>yang harus mumpuni ya supaya mereka pun gak sia-sia mendengarkan gue bercuap-cuap, ternyata gue masih si <i>overthinking</i> yang selalu bingung dengan mengatur kata-kata untuk disampaikan. Pada intinya terlalu banyak yang ingin disampaikan hingga belibet. Agak kepikiran sih pada akhirnya apakah mungkin gue terlihat aneh dan kurang informatif bagi mereka. Maka dari itu, gue pun belajar untuk kedepannya lebih mengolah emosi karena mungkin <i>excitement </i>ini yang membuat gue <i>overwhelmed </i>dengan kata-kata. Hari ini pun ditutup dengan kegiatan gue presentasi ke orang asing. Terlalu banyak yang terjadi terkait dengan <i>skill </i>komunikasi ini yang masih perlu banyak dikembangkan.</p><p style="text-align: justify;">Manusia memang diciptakan menjadi makhluk yang derajatnya paling tinggi karena kemampuan berpikir itu kan ya? Dan kemudian bagaimana mereka bisa melakukan sesuatu sebagai bentuk aksi dan reaksi atas sebuah hal. Terkait komunikasi ini, gue merasa memang perlu sih banyak belajar, terlebih lagi punya perspective yang lebih besar lagi. Gue pernah baca bahwa kalau orang yang bisa mengkomunikasikan idenya, baik itu lisan ataupun tulisan, mereka pasti tau banyak hal, baca banyak hal sehingga kosakata mereka banyak. Pun dengan struktur bertutut kata yang baik. <i>So, I really need do this a lot.</i></p><p style="text-align: justify;">Rasanya semakin menggebu-gebu untuk belajar banyak hal diluar sana, berbicara dengan banyak orang yang punya perspective yang 180 derajat berbeda. Serta mengeluarkan pendapat yang berbeda tanpa rasa takut ditolak atau apapun karena memang gak semua hal itu sejalan seperti apa yang kita pikirkan.</p><p style="text-align: justify;"><i>I am blessed.</i></p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-63666830677620268182023-02-05T11:09:00.005+00:002023-02-05T11:09:59.664+00:00SELALU<p style="text-align: justify;">Beberapa minggu kebelakang pasti diakhiri dengan weekend yang gak kemana-mana. Yap, hanya berdiam diri di ruang yang berukuran 3x3 m. Mengakhir minggu sore, lalu menyadari bahwa “kenapa gak kemana kek gitu, masa ya di kamar doang”, tapi ujung-ujungnya kalau dipikir entah jawabannya mau kemana juga bingung. Padahal banyak sih … mungkin kan ya bisa ‘ngafe’ dimana buat nyari suasan baru untuk ngerjain preparation sesuatu.</p><p style="text-align: justify;">Butuh niat untuk mau pergi kemana-mana, tapi masaahnya ya interaksi sama manusia itu gak ada kalau di kamar doang, bahkan lewar sosmed aja tuh super duper jarang. Bukannya gak pengen interaksi ya tapi bingung aja yang diajak interaksi siapa. Jadi peer pribadi sih ini sesungguhnya karena takut jadi manusia aneh.</p><p style="text-align: justify;">Anyway, mungkin karena selama seminggu sebelumnya, gue juga udah disibukkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang membuat gue enggan melakukan hal-hal lain selama sabtu dan minggu. Contohnya aja seminggu keamrin yang disibukkan ketemu banyak orang, berbincang ini-itu serta proses menata kerjaan-kerjaan yang menunggu untuk diselesaikan alias kehectican ini adalah sungguh benar adanya. Tapi bukan berarti gak pengen keluar-keluar kok, cuman udah gak mau mikir kemana-mananya karena kalau keluar sendiri otomatis gue yang bertanggung jawab untuk membuat rencana atas kemana-mananya. Mari kita rencanakanlah untuk weekend berikut-berikutnya mau kemana …</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-65519195287506911782023-01-28T13:37:00.003+00:002023-01-28T13:40:12.471+00:00IT’S OKAY TO BE NOT OKAY<p style="text-align: justify;">Buat seseorang yang terbiasa apa-apa sendiri, lalu lingkungan atau orang-orang disekitar menilainya adalah seorang yang kuat dan bisa diandalkan, menjadi lemah atau sedih akan terasa susah. Secara tidak langsung dia akan merasa jika dia harus terus menerus kuat dan tidak boleh lemah agar supaya lingkungannya tetap punya nilai akan dirinya, merasa dihargai. Tapi sesungguhnya tidak apa jika bersedih dan merasa <i>down</i>. Kita sebagai manusia berhak untuk merasa <i>helpless</i> dan kemudian orang-orang membantu, memberikan pandangan lain sebagai <i>clue </i>atau jalan pintas.</p><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEsHw5g4dvce-jZ0rAIybB5ZGZSuOoZEAPqkcmpb-7oxEAIN9CTMbuG1AdMJKUseTTRUJmStp8lix8BJzsiPHAGGa-HdCQmhCYgbJ4ffiNDBAsiNWu1dHSRp9BsOsQJKpinrUNgWTA-FaQePhEIX7q-wzsg_FKTr-gjGkG24is6hvA3JCFCQfbCyU1g/s4032/3F10A319-784B-4382-BC18-0D60F9E69CE9.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="3024" data-original-width="4032" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIEsHw5g4dvce-jZ0rAIybB5ZGZSuOoZEAPqkcmpb-7oxEAIN9CTMbuG1AdMJKUseTTRUJmStp8lix8BJzsiPHAGGa-HdCQmhCYgbJ4ffiNDBAsiNWu1dHSRp9BsOsQJKpinrUNgWTA-FaQePhEIX7q-wzsg_FKTr-gjGkG24is6hvA3JCFCQfbCyU1g/w640-h480/3F10A319-784B-4382-BC18-0D60F9E69CE9.jpeg" width="640" /></a></div><p style="text-align: justify;">Beberapa waktu lalu, ketika gue ada ditahap sedang mengerjakan portfolio untuk persiapan daftar master, gue pernah ada diposisi bingung karena ternyata <i>feedback </i>dari orang yang relevan ternyata kurang baik, yang membuat gue mengubah banyak hal dari segi konten. Yap, di sela kegiatan rutinitas berkerja yang juga butuh banyak hal dipikirkan secara struktural, maka hal ini akan sangat mengganggu dan bisa memoengaruhi kinerja. Kenyataannya pada saat itu iya. Sejujurnya gue rasa gue butuh bantuan dan pendapat tentang bagaimana gue menyelesaikan materi portfolio gue. Si anak yang terbiasa semua sendiri ini merasa bahwa gak ada orang yang tau mengenai apa yang sedang gue kerjain, yap, si jarang cerita karena selalu pengen ideal bahwa ada orang yang tau diri ini dari a sampai z. Dan tentunya tidak ada yang ideal, toh.</p><p style="text-align: justify;">Gue pada saat itu kepikiran banget hingga gue menyadari bahwa gue harus mengungkapkan pada siapapun itu. Gue memperhatikan sekitar gue tentang bagaimana orang-orang mengekspresikan perasaannya atau cerita tentang kesehariannya. Mereka <i>express</i> perasaannya tanpa ada ekspektasi apapun. “Hari ini ketemu orang nyebelin” “tadi ada suatu hal yang lucu”, <i>and it is really ok to say that</i>. Sementara gue jarang sekali melakukan hal tersebut karena terlalu memilih kepada siapa ini harus diceritakan. <i>Overthink</i> dan merasa bahwa hanya orang-orang tertentu yang akan nyaman untuk mendengar cerita gue. Hafth ….</p><p style="text-align: justify;">Saat itu, gue rasanya mau meledak jadi spontan saja gue cerita tentang si portfolio itu, <i>like what should i do?.</i> Dan ternyata sangat membantu dan gue gak pernah seringan itu setelah hari itu terjadi. Oh, begini caranya untuk cerita ke orang lain karena pastinya orang tersebut akan kasih reaksi apapun itu kok. Kalau pun reaksinya biasa aja yasudah lanjutkan saja sebisanya. Pada akhirnya memang jangan berekspektasi kan. Pun, gue jadi inget tentang sebuah interaksi yang terjadi dan masih terngiang yang mana ada kata “kamu cerita dong syi!”. Oh harusnya seperti ini dan sesungguhnya gue menyesal tidak banyak melakukan ini untuk ini untuk diri gue sendiri. Beberapa waktu gue sepertinya menyia-nyiakan momen yang ada, bahwa ada yang siap mendengarkan.</p><p style="text-align: justify;"><i>So,</i> gue mau berjanji untuk diri sendiri agar lebih banyak belajar untuk mengekspresikan segala halnya ke orang-orang disekitar. Yap, masih banyak belajar. Lebih baik dari pada tidak kan.</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-44735818870838617402023-01-22T13:42:00.002+00:002023-01-22T13:42:23.689+00:00CAN’T WAIT<p style="text-align: justify;">Because I am preparing myself to do the next step of the admission, I ended up watching videos of people sharing about their first time in university, and I can’t wait. I really hope for the best result of mine and ease to get that. I really believe that I will have the best lesson in my life. Currently, I am really nervous thinking about the interview because I am still not confident about how I do the conversation, but I guess that I have to read my portfolio and personal statement to understand what the message that I want to try to communicate. So that they can see that I deserve to be part of this programme.</p><p style="text-align: justify;">The university hall, building and surrounding are the things that I can’t wait to explore this year. Meeting new people is also exciting for me, new friends.</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3002737046040723882.post-6629143739850169722023-01-21T14:05:00.005+00:002023-01-21T14:05:51.826+00:00MAY BE<p style="text-align: justify;">Long weekend ngapain ya? Sungguh-sungguh gak ada plan mau ngapain selain ngerjain mock up interview, tapi sementara masih belum mulai ngapa-ngapain hari ini, hehe. Tapi yang menegangkan dari long weekend itu adalah gue gak kerja, yang mana ternyata membuat gue jadi sangat overthinking memmikitkan apapun; kenapa begini dan kenapa begitu.</p><p style="text-align: justify;">Terlintas saat ini adalah kayaknya ya kalau nanti gue sudah ada di momen yang tepat untuk bertemu dengan orang yang tepat, sepertinya gue akan menjadi manusia yang super clingy. Yang setiap saat selalu cerita apapun yang terjadi, sudah terjadi, dan yang akan terjadi. Gak perlu ditanggepin atau gimana cuma oerlu didengerin terus udah, haha, karena sesungguhnya gue gemes banget untuk loud tapi kenyamanan masih enggan untuk hadir. Gue mungkin akan jadi manusia yang sedikit annoying dengan telepon atau chat terus untuk sekedar update kegiatan sehari-hari. Lalu, yang berisik yang selalu minta ditemenin untuk ini itu, ah, semoga saja ketemu yang bener-bener sabar untuk menghadapi gue si yang nyebelin dan unpredictable/moody-an ini. Mau jadi manusia yang selalu tanya ke orang ini “makan apa ya sekarang?”, karena selalu bingung menentukan terus ujung-ujungnya gak makan. Setidaknya membuat hal-hal yang harusnya sederhana tapi dibuat rumit oleh diri sendiri menjadi kembali sederhana. Setidaknya membuat hari-hari gue lebih berwarna dengan notifikasi message yang masuk terus share update kehidupan sehari-harinya, jadi gak sepi banget kan yaa …</p><p style="text-align: justify;">Gue menyadari saat ini gue cuma punya 3 orang yang nyaman sekali untuk gue telepon setiap saat, satu temen smp, satu temen sma, dan tentunya mama. Dan permasalahannya kalau mereka bertiga tidak available untuk ditelepon maka bingunglah gue mau ngapain. Mereka inilah yang rasanya paling bisa get along walaupun mungkin kita jarang update lagi ini itu, tapi yang gue sadari sepertinya lebih ke trust dan kenyamanan gue memang hadir disana. Maka jadi bertanya-tanya gimana membuat orang lain juga tempat nyaman untuk bercerita hal remeh-temeh? Kok rasanya sulit ya hehe.</p>aisyikamilahhttp://www.blogger.com/profile/04573869334203468647noreply@blogger.com0