HUMAN, WE ARE GOING TO END ?


Banyak sekali peristiwa yang terjadi dan membuat kita semua “yang normal” mengelus dada ketika melihatnya. Peristiwa yang terkait dengan media sosial, mulai dari hoax bertebaran dan ada yang membuat gaduh rakayat dalam satu negara sampai netizen yang mengkritik salah satu badan pemerintah dengan alibi salah satu jobdesk dari mereka yang tidak terlaksana dengan baik. (menghela nafas) That’s why gue menjadi salah satu orang yang berharap media sosial seperti Instagram hilang seenggaknya 1-3 hari gitu sehingga mungkin hidup kembali menjadi nyaman karena kita tidak akan melihat orang-orang yang tidak nyata berkelahi dengan ego masing-masing di sosial media.

What do you think? Beberapa orang tidak setuju ketika gue mengutarakan hal tersebut. Mereka bilang “jangan dong!”. Tapi toh! Suasana tak kunjung membaik karena kita terus melihat perkelahian tiada henti di sosial media dan mengganggu kesehatan mental banyak orang, seperti gue. Sepertinya terbukti beberapa saat lalu, Instagram pernah dalam maintenance phase sehingga banyak orang tak bisa mengakses. Gue sih gak tau tepatnya gimana kondisinya karena waktu itu siang dan jam kerja, yang gue tau adalah gue gak bisa melanjutkan explorasi gue di sebuah account via desktop browser yang saat itu gue gunakan sebagai referensi atas desain gue. Later, gue tau ternyata emang pada saat itu Instagram bermasalah, disemuanya. Wow, segitu hebohnya ternyata, padahal hanya beberapa jam saja. Kenapa gak beberapa hari coba! I wish, haha.

Beberapa waktu yang lalu, gue membaca salah satu novel, my favorite writer, Dan Brown, berjudul Origin. Selalu suka dengan tulisan beliau yang dalam dan detail, termasuk setting tempat yang real dan gue pribadi bisa mengalami architectural experience lewat membaca buku beliau. Kali ini, setting tempatnya adalah di Spanyol, Barcelona, dimana terdapat banyak karya-karya besar dari Antonio Gaudi. Who doesn’t know The Sagrada Familia? Yang bahkan konstruksinya memakan waktu puluhan tahun, sampai sekarang masih terus diselesaikan.

Origin. Ada seorang futurist bernama Edmond Kirsch yang dapat memprediksikan masa depan lewat program yang ia ciptakan. Dia mengetahui jawaban atas pertanyaan besar manusia di bumi, where we come from? Dan where we are going?. Namun, pada perjalanannya terjadi konflik yang menyebabkan sang futurist kehilangan nyawa dan tidak bisa mempublikasikan hasil penelitiannya. Robert Langdon, mewakili rasa penasaran pembaca kemudian berusaha untuk merelease hasil penelitian Edmond Kirsch yang merupakan salah satu muridnya di Harvard University. Will something bad happen to us? I bet it is coming when I see many of incidents in Indonesia about social media. This is what I think …..

Spoiler alert!
 
Yang perlu digarisbawahi adalah gak mungkin Dan Brown mengutarakan sebuah pertanyaan tanpa dijawab di akhir buku. Terkait benar atau tidak tapi itu adalah sebuah pemikirannya yang menurut gue pribadi bisa dinilai kesesuaiannya sesuai apa yang terjadi sekarang. Ada 2 pertanyaan yang diutarakan dalam first chapter buku Origin, yaitu where we come from? Dan where we are going? Yang menurut beliau dalam buku adalah 2 pertanyaan yang masih belum bisa dijawab oleh manusia di dunia atau pun jika sudah punya jawaban, hal tersebut merupakan hasil pemikiran manusia yang belum dibenarkan oleh yang Maha Tahu. Otak kita luar biasa dan manusia memimik sistem dalam otak kita menjadi sebuah sistem yang saat ini kita gunakan sehari-hari, yaitu computer. Dua pertanyaan itu ibaratnya ketika kita masukan dalam sebuah kode computer akan terjadi error of system karena sistem membatasi pertanyaan tersebut untuk diakses oleh manusia. Maka jawaban dari pertanyaan Where we come from? Hadir dalam berbagai sudut pandang manusia sesuai sistem mengarahkan mereka berpikir yang dimana ada dalam otak manusia.

Bagian yang paling menegangkan adalah jawaban atas pertanyaan where we are going?. Pada saat membaca, hal yang gue pikirkan adalah gak mungkin seorang Dan Brown tidak memberikan jawaban yang pasti dan di sisi lain gue wonder jawaban apa yang akan dia tulis sementara rasanya gak mungkin dia bisa membaca masa depan, seperti indigo, pastinya masih berbasis sains. How to start the answer, haha. Karena reaksi gue atas jawaban tersebut sama seperti reaksi dari beberapa pemimpin agama dalam chapter pertaman dimana Edmond Kirsch menunjukan hasil penelitiannya. Dan reaksi tersebut diperparah ketika sambal membaca gue juga memikirkan apa yang sedang terjadi di dunia saat ini. Haha, I don’t intend to afraid you guys! But somehow it’s real and I found that human are going to end, soon.

Edmond berbicara dalam video dan menunjukkan program yang ia ciptakan bisa meramal masa depan. Dalam videonya terlihat peta persebaran manusia dimana ada titik hitam dan ketika ia memasukan waktu sekitar 20/30 tahun untuk mengetahui kondisi persebaran manusia maka terlihat titik-titik hitam tersebut membesar dan tidak lagi terlihat titik-titik manusia di dunia ini. Edmond mengatakan di masa depan akan ada kingdom baru dalam sistem kehidupan makhluk hidup dan dalam video tadi di simbolkan dengan warna hitam, 'technologiaceae' (I don’t know to spell, haha). Kecanggihan teknologi di dunia justru akan membawa bencana besar di dunia. Kingdom ini akan menghancurkan dunia dan bahkan mengambil alih dunia sehingga tidak ada manusia tersisa. It’s creepy when you think apa sih yang sedang terjadi di dunia. Gak usah jauh-jauh mungkin yang sedang terjadi di Indonesia. Sistem kecanggihan media sosial yang merusak mental manusia and no wonder manusia akan punah karena mengalami mental illness.

Edmond mengutarakan bahwa hal mengerikan tersebut bisa dicegah. Manusia yang saat ini menciptakan teknologi bisa membuat teknologi yang diciptakan untuk hal lebih banyak kebaikannya dibanding keburukannya. Maka, seperti media sosial, alangkah baiknya digunakan tidak untuk mengujar kebencian ke banyak orang atau menyebarkan berita-berita yang buruk tapi belum tentu benar keberadaannya (hoax). Karena menurut gue, kalau itu masih terus berlanjut tanpa henti gak usah menungu 20/30 tahun lagi, mungkin dalam 10 tahun kita sudah selesai. Banyak hal baik yang bisa dilakukan menggunakan teknologi, instead  kita gunakan dalam keburukan. Teknologi sesungguhnya bisa menolong jutaan manusia yang kesulitan, mempertemukan orang-orang yang bernasib baik kepada yang kurang baik sehingga dapat menolong satu sama lain. Kita perlu sadari masing-masing bahwa hal buruk yang kita lakukan seperti sesederhana menyebarkan hoax akan memberi dampak buruk kepada orang lain secara tidak langsung. Jadi, gue mohon, human, we are going to end if you don’t stop your bad way when using the technology such as social media :)

Comments

Popular Posts