TENTANG NALA

Baru mengenal Nala dan rasanya seperti dekat sekali. Rasanya sudah mengenalnya jauh berbulan-bulan yang lalu. Pada waktu-waktu yang lambat, gue menyempatkan mendengar ceritanya lagi, lalu meresapi dan mendengar kata per kata penuh makna. Kini, gue yakin, gue merasa dekat dengan si Nala ini. Permulaan semua cerita ini berawal ketika gue merasakan bagaimana bahagianya Nala waktu itu bertemu dengan seseorang. Berbunga-bunga terlihatnya ... apalagi ketika ada momen dimana dia bercerita tentang interaksi-interaksi yang terjadi sehari-hari, katanya hal itu jarang terjadi dalam hidupnya. Yap, binar matanya itu loh sungguh langka disaksikan.

Nala ini memang cukup unik, tidak banyak pribadi seperti dia. Mungkin kalian boleh bilang ia aneh, tapi gue lebih nyaman menyebutkan Nala adalah si sederhana. Nala adalah figur mandiri, terbiasa melakukan semua hal dalam hidupnya sendiri, sehingga kita tidak akan menemukan keramaian disekelilingnya. Gak jarang banyak orang bertanya-tanya lewat gue mengenai kehidupan Nala yang sesungguhnya. Tembok yang dibangunnya cukup tinggi untuk orang-orang sekedar mengintip kesehariannya serta dia memilih untuk mengunci rapat-rapat pintunya. Tapi percayalah kawan, once ketika kalian diizinkan masuk, ruang itu akan membuatmu nyaman seperti hari itu dimana gue mulai mengenalnya.

Ada sebuah masa itu, Nala memang banyak cerita tentang kisahnya yang tuturnya jarang terjadi itu. Memang ya kalau orang pure terus ketemu sama orang yang menurut dia nyaman, pasti hari-harinya tuh diselimuti keriangan, bahkan gue melihat Nala seperti jadi lebih memaknai hari dengan lebih berbeda. Lagi-lagi uniknya, setiap bercerita dan gue tanya bagaimana perasaannya, Nala selalu bingung menjelaskannya. Yang jelas bagi Nala, hal itu cukup istimewa karena mungkin lama Nala tidak merasa benih cinta.
 
Jika kisah itu bisa dibuatkan babak, maka itu akan menjadi babak yang cukup singkat untuk dirangkai menjadi sebuah paragraf-paragraf yang panjang. Karena akhir dari semua kisah ini dimulai di malam itu, yakni ketika Nala bercerita dengan senyum yang teramat jarang hadir. Nala bercerita mengenai janji yang ditunggu. Mengenai janji yang mana tak sabar ditunggu. Oh ya, satu lagi yang baru gue kenal tentang Nala, yaitu Nala jarang sekali marah dan kecewa. Dia bisa memahami bahwa perbedaan-perbedaan ketika berinteraksi itu sering terjadi. Nala selalu memilih untuk menghindari konflik karena tidak ingin menyakiti perasaan siapapun orang disekitarnya. Namun, jangan biarkan kekecewaan itu datang karena begitu besar efeknya, begitulah Nala. Kelanjutan tentang rencana pertemuan itu, Nala cerita bahwa ia memilih baju terpantas dan yang paling bagus untuk dikenakan hari itu. Nala pun menunggu agar hari cepat berganti. Namun sayangnya dimalam sebelumnya, Nala cerita bahwa ia mendapat kabar lewat pesan singkat bahwa tidak akan bisa bertemu. Saat itu, Nala bercerita dengan nada biasa, tetapi gue tahu Nala sangat kecewa. Gue tau Nala berusaha memahami bahwa banyak hal yang tanpa dia ketahui harus terjadi begitu saja. Maka di hari itu, Nala pun mengakhiri perbincangan dan meyakinkan bahwa, she is okay!
 
Berhari-hari berlalu, Nala kembali beraktivitas, namun yang gue lihat Nala kembali sednirian masuk ke sarangnya yang aman dan nyaman. Gue gak tau bagaimana perasaan sesungguhnya karena Nala pandai menyebunyikan perasaannya, tetapi gue bisa merasakan kemurungan jauh di dalam lubuk hatinya. Nala sesekali cerita mengenai beberapa kesempatan untuk sesekali mengirim pesan, bertanya kepadanya mengenai kabar. Namun setelahnya Nala tidak bercerita tentang jawaban darinya terhadap pesan itu. Dan gue gak tau lagi kelanjutan kisahnya.
 


Nala, song by Tulus 

Comments

Popular Posts