WAS

Pernah baca “Ada satu masa dimana kamu lihat ke belakang, maka kamu akan merasa amat bersyukur akan hari ini”, dan itu bener terjadi. Sampai dengan kemarin lihat update status, rasanya masih gak nyangka. Kalau membandingkan diri sendiri sama orang lain yang mungkin pencapaian lebih banyak, gue ngomong “mau lanjut sekolah di Inggris” aja tuh rasanya teraasa padangan sebelah mata dari orang-orang (asumsi pribadi sih, kita gak bener-bener tau orang memandangnya gimana). Jadi, jauh sebelum ini tuh gue akan lebih banyak menghindari atau ya ikutan ketawa aja kalau orang-orang anggap bercanda, it was felt like that at once.

Masih langkah demi langkap ditempuh untuk bisa intake, karena masih surreal rasanya, dan kemarin buka status beasiswa yang tadinya “calon penerima beasiswa” kemudian udah jadi “penerima beasiswa” tuh rasanya unbelievable in good way. Pas skripsi kekeuh banget mau ke Inggris tuh maju mundur karena “emang bisa?”, terus sekarang tuh tinggal sedikit lagi. Atau si anak yang mau coba sekolah di luar negeri dari luluus SMA, ini beneran bakal kejadian. Betapa bersyukurnya gue yang bener-bener melebihi dari apapun. Alhamdulillah.

Sampai detik ini tuh rasanya masih nervous sendiri dengan segala persiapan yang harus disiapin, ditambah degdeg juga nanti disana gimana, bisa atau gak. Tapi lagi-lagi gue menyiapkan diri sebaik-baiknya dan bertanggung jawab dengan apa yang dipilih, seperti apa yang pernah papa pesan dulu pas milih kuliah S1 — tentang tanggung jawab untuk menyelesaikan apa yang sudah dan akan dimulai.



Comments

Popular Posts